KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan pada pergerakan hari ini (6/5). Penguatan ini didukung dari pergerakan teknikal IHSG semakin terlihat kokoh di atas moving averaget (MA)20 dan MA7. Penguatan IHSG dikonfirmasi kenaikan lanjutan yang mengarah ke MA50 sebagai target dekat. 

Indikator stochastic dan RSI masih memberikan peluang penguatan lanjutan setidaknya mencapai MA50 dalam jangka waktu dekat. Lanjar Nafi Analis Reliance Sekuritas memperkirakan, IHSG akan menguat di kisaran 4.610-4.810. 

Pilihan saham yang dapat dicermati diantaranya ANTM, BBRI, BBTN, HMSP, HOKI, HRUM, INCO, LPPF, MEDC dan WIKA.

NHM Dukung Siswa SMK Halmahera Utara Belajar Langsung Dunia Tambang di Gosowong

Selasa (5/5), IHSG ditutup naik 0,54% ke 4.630. Penguatan IHSG ditopang dari indeks sektor properti yang naik 2,19% dan sektor konsumsi 1,82%. Meski demikian investor asing masih tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 429,95 miliar. Namun rupiah menguat tipis 0,13% ke Rp 15.080 per dollar AS. 

Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 yang turun sebesar -2,41% jauh dari ekspektasi awal -1,27%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi secara tahunan 2,97% lebih rendah dari proyeksi di 4,04%. Hal ini menjadi alasan investor berhati-hati dan IHSG cenderung tertahan. 

Kemarin, pergerakan indeks saham Asia mayoritas menguat sejalan dengan penguatan indeks future dan ekuitas global. Indeks Hangseng naik 1,08% dan CSI300 naik 1,18%. Ini efek dari banyak negara yang telah mengurangi lockdown dari pandemi corona. Kurva penyebaran mulai di titik di seluruh dunia menjadi faktor utama optimisme ekuitas global.

Saham-saham Eropa mengikuti penguatan bersama dengan indeks future di AS dengan saham-saham berbasis energi memimpin penguatan di tengah pemulihan harga minyak. Indeks Eropa jatuh karena investor meneliti vonis dari hakim-hakim top Jerman atas legalitas stimulus Bank Sentral Eropa. 

Hakim memutuskan beberapa tindakan yang diambil oleh Bundesbank negara untuk berpartisipasi dalam program pembelian aset tidak konstitusional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News