JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,3% ke level 4.916,74 pada perdagangan Senin (6/7). Investor asing mencatat net sell Rp 174,5 miliar sehingga net buy asing sejak awal tahun menjadi Rp 3,7 triliun. Pergerakan IHSG mengekor Bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific turun 2% ke level 143,52 pada pukul 16.12 waktu Hongkong. Lanjar Nafi Taulat, analis Reliance Securities mengatakan, bursa saham Asia mayoritas melemah kecuali indeks Shanghai yang rebound setelah mengalami koreksi minggu lalu. Pelemahan bursa Asia ini menyusul penolakan langkah-langkah penghematan Yunani. "Data Leading Ekonomi indeks juga melemah diiringi dengan indeks kepercayaan konsumen yang juga melambat di Jepang," ujar Lanjar. Selanjutnya, pergerakan bursa regional maupun IHSG akan menunggu data tingkat produksi sektor industri bulan Mei di German dan Hasil pertemuan darurat para pemimpin di Zona Eropa mengenai krisis utang Yunani. Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest mengatakan, pergerakan market cenderung tidak stabil dan terombang-ambing lantaran belum ada kepastian terkait Yunani. Namun demikian, jika Yunani akhirnya zona Euro, maka dampak terhadap Indonesia tidak akan terlalu besar. "Nilai perdagangan antara Yunani dan Indonesia hampir tidak ada, mungkin pengaruh lebih ke rupiah karena adanya penguatan Dollar AS," ujar Aditya. Sementara pergerakan IHSG cenderung sepi sentimen. Apalagi menjelang hari raya Idul Fitri perdagangan di psar modal cenderung sepi. Ke depan, IHSG masih menunggu pengumuman tingkat suku bunga Bank Indonesia serta laporan keuangan emiten di kuartal II-2015. Selain itu, pergerakan IHSG di semester II tahun ini diharapkan meningkat seiring dengan adanya realisasi belanja modal pemerintah terutama untuk sektor infrastruktur. Pada perdagangan Selasa (7/7), Lanjar memperkirakan IHSG akan kembali melemah dengan range pergerakan 4870-4965. Aditya pun menebak IHSG akan turun dan bergerak pada rentang 4.878 - 4.965. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
IHSG menunggu kepastian Yunani
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,3% ke level 4.916,74 pada perdagangan Senin (6/7). Investor asing mencatat net sell Rp 174,5 miliar sehingga net buy asing sejak awal tahun menjadi Rp 3,7 triliun. Pergerakan IHSG mengekor Bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific turun 2% ke level 143,52 pada pukul 16.12 waktu Hongkong. Lanjar Nafi Taulat, analis Reliance Securities mengatakan, bursa saham Asia mayoritas melemah kecuali indeks Shanghai yang rebound setelah mengalami koreksi minggu lalu. Pelemahan bursa Asia ini menyusul penolakan langkah-langkah penghematan Yunani. "Data Leading Ekonomi indeks juga melemah diiringi dengan indeks kepercayaan konsumen yang juga melambat di Jepang," ujar Lanjar. Selanjutnya, pergerakan bursa regional maupun IHSG akan menunggu data tingkat produksi sektor industri bulan Mei di German dan Hasil pertemuan darurat para pemimpin di Zona Eropa mengenai krisis utang Yunani. Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest mengatakan, pergerakan market cenderung tidak stabil dan terombang-ambing lantaran belum ada kepastian terkait Yunani. Namun demikian, jika Yunani akhirnya zona Euro, maka dampak terhadap Indonesia tidak akan terlalu besar. "Nilai perdagangan antara Yunani dan Indonesia hampir tidak ada, mungkin pengaruh lebih ke rupiah karena adanya penguatan Dollar AS," ujar Aditya. Sementara pergerakan IHSG cenderung sepi sentimen. Apalagi menjelang hari raya Idul Fitri perdagangan di psar modal cenderung sepi. Ke depan, IHSG masih menunggu pengumuman tingkat suku bunga Bank Indonesia serta laporan keuangan emiten di kuartal II-2015. Selain itu, pergerakan IHSG di semester II tahun ini diharapkan meningkat seiring dengan adanya realisasi belanja modal pemerintah terutama untuk sektor infrastruktur. Pada perdagangan Selasa (7/7), Lanjar memperkirakan IHSG akan kembali melemah dengan range pergerakan 4870-4965. Aditya pun menebak IHSG akan turun dan bergerak pada rentang 4.878 - 4.965. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News