KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (4/1). IHSG naik 80,67 poin atau 1,11% ke level 7.359,76 pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG pada hari ini didorong oleh penguatan pada saham-saham perbankan
big caps. Penguatan IHSG ini terjadi di tengah terkoreksinya bursa global serta Asia.
Meskipun pada FOMC Minutes semalam The Fed masih memberikan isyarat akan adanya
higher for longer pada suku bunga acuannya, namun para investor tetap optimis akan adanya
cut rate ada tahun 2024.
Baca Juga: IHSG Melesat 1,11% ke Level 7.359, INDY, BRIS & PTBA Top Gainers di LQ45, Kamis (4/1) “Hal ini didukung oleh melambatnya inflasi AS. Di sisi lain, meskipun dapat dikatakan agak dini, namun diperkirakan adanya fenomena January Effect pada IHSG,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (4/1). Untuk Jumat (5/1), Herditya memperkirakan IHSG berpeluang menguat dengan
support di 7.303 dan
resistance di 7.377 pada perdagangan besok. “Pergerakan IHSG diperkirakan akan dipengaruhi oleh harga komoditas dunia ditambah optimisme investor akan
cut rate dari The Fed,” ungkapnya. Herditya menuturkan, investor bisa mencermati saham
DOID dengan target harga Rp 384 - Rp 414 per saham,
ASII Rp 5.825 - Rp 6.000 per saham, dan
ASSA Rp 945 - Rp 1.000 per saham. Sementara itu,
Equity Research Analyst Alrich Paskalis Tambolang melihat, penguatan signifikan IHSG hari ini belum didukung ekspansi volume. “Kondisi ini menjadikan IHSG rawan profit taking di akhir pekan ini (5/1),” ujarnya kepada Kontan, Kamis (4/1). Saham-saham bank menjadi salah satu
mover utama IHSG di Kamis (4/1), bersamaan dengan saham-saham
energy-related. “Selain itu, saham-saham
energy-related didorong oleh ekspektasi kenaikan harga komoditas energi di tengah peningkatan kekhawatiran
supply dan biaya logistik,” ungkapnya.
Baca Juga: Saham Asia Melemah, IHSG Justru Moncer Menutup Perdagangan 4 Januari 2024 Sentimen positif regional berasal dari kenaikan indeks sektor jasa China ke 52,6 di Desember 2023 dari 51,6 di November 2023. “Kondisi ini sedikit meredam sentimen negatif dari realisasi indeks manufaktur China yang kurang memuaskan di Desember 2023,” tuturnya. Alrich pun memproyeksikan IHSG di perdagangan besok akan bergerak di level
support 7.275 dan
resistance 7.400, dengan
pivot 7.330. Pada perdagangan besok, investor perlu mewaspadai potensi
profit taking pada
BBCA,
BBRI dan
BBTN.
“Di sisi lain, potensi
trading buy pada
ACES,
HMSP dan
MYOR dapat diperhatikan,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi