IHSG naik di tengah aksi jual asing, ini sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sepekan terakhir hingga Rabu (12/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 2,08%. Di sisi lain, investor asing justru mencatatkan aksi jual dengan nilai bersih mencapai Rp 2,38 triliun di seluruh pasar.

Sepuluh saham dengan nilai jual asing terbesar adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF).

Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan, kenaikan IHSG ini didorong oleh aksi beli investor domestik dalam memburu saham-saham berkapitalisasi besar. Menurut dia, hal ini tergolong konsisten dengan data jumlah Single Investor Identification (SID) yang naik cukup signifikan sepanjang tahun ini, baik investor baru di reksadana maupun saham.


"Ini menandakan adanya inflow domestik ke pasar modal yang cukup dapat mengimbangi foreign outflow yang sudah melanda bursa saham selama beberapa waktu belakangan ini," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (12/8).

Baca Juga: IHSG diprediksi tertekan setelah naik tiga hari berturut-turut

Bila ditelisik lebih dalam, investor asing juga masih membukukan pembelian bersih pada saham-saham berkapitalisasi besar, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Astra International Tbk (ASII). Alhasil, kenaikan pada saham-saham tersebut turut mampu mengangkat performa IHSG.

Bernada serupa, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai, investor domestik relatif dapat mengimbangi aksi jual asing. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pembelian pada saham-saham yang dilepas asing dalam rangka ambil keuntungan.

Selainnya itu, kemunculan berita-berita positif sepanjang pekan lalu dan pekan ini terkait perkembangan uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia membuat minat investor terhadap pasar modal kembali meningkat. "Pelaku pasar banyak buy on support pada saham-saham yang relatif belum mencatatkan rebound atau belum menguat signifikan," ucap Valdy.

Beberapa di antaranya terdapat dalam saham-saham yang diakumulasi  asing. Selama sepekan, sepuluh saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Bank Permata Tbk (BNLI), dan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).

Baca Juga: Wall Street melesat meski stimulus baru masih terhambat

Menurut Anggaraksa, strategi mengikuti pergerakan investor asing atau sering disebut dengan follow the giant dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk investor yang menyukai trading jangka pendek. Mengingat, masuknya dana besar cenderung dapat mendongkrak atau setidaknya menahan harga suatu saham.

"Sementara itu, untuk investor yang berorientasi investasi jangka panjang, strategi mengikuti asing lebih tepat dijadikan sebagai pelengkap dari kriteria pemilihan saham lainnya," ucap dia. Sebut saja faktor fundamental perusahaan, valuasi harga saham, prospek pertumbuhan, serta imbal hasil dividen yang menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati