JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound di tengah sebagian besar pasar Asia memerah menanti pidato Janet Yellen, Kamis (25/8). Mengacu data RTI, indeks ditutup naik 0,93% atau 50,124 poin ke level 5.454,116. Tercatat 161 saham bergerak naik, 162 saham turun, dan 80 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 7,18 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,u43 triliun. Sembilan indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor barang konsumsi memimpin penguatan 2,06%. Sementara, hanya sektor pertambangan yang memerah turun 1,32%.
Rebound pasar domestik tak luput dari kembalinya aksi beli investor asing. Di pasar reguler, net buy asing Rp 681,843 miliar dan Rp 687,968 miliar untuk net buy asing keseluruhan perdagangan. Saham-saham yang masuk
top gainers LQ45 antara lain; PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 4,84% ke Rp 520, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 4,06% ke Rp 3.330, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,77% ke Rp 1.100. Saham-saham yang masuk
top losers LQ45 antara lain; PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 3,91% ke Rp 2.700, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 0,89% ke Rp 2.220, dan PT Aneka Tambang (persero) Tbk (ANTM) turun 0,65% ke Rp 770. Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan, diterbitkannya stimulus ekonomi tahap XIII menjadi salah satu pendorong positifnya pasar saham domestik. "Kebijakan pemerintah itu mendorong IHSG ke area positif," katanya dilansir dari
Antara. Ia mengemukakan, paket kebijakan ekonomi tahap XIII itu dengan fokus utama menghilangkan, menggabung dan mempercepat proses perizinan bagi pengembang atau pengusaha yang membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Menanti Yellen Sementara itu, sebagian besar bursa saham Asia memerah, terseret saham-saham berbasis komoditas, Kamis (25/8). Di tengah pelaku pasar menanti pidato Gubernur The Janet Yellen dalam pertemuan tahunan di Jackson Hole. Mengutip
Bloomberg, Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1 % menjadi 139,10 pukul 17:09 waktu Tokyo, dengan 477 saham turun dan 455 saham naik. Indeks Topix ditutup turun 0,2 % karena yen diperdagangkan pada 100,35 per dollar.
"Semua orang sedang menunggu Yellen, dan saya tidak yakin apakah Yellen akan memberikan petunjuk yang dinanti pelaku pasar. Retorika The Fed sejauh ini seimbang meski dua pekan terakhir lebih cenderung hawkish,” kata Nicholas Teo, analis KGI Fraser Securities. Sebelumnya, pasar saham Asia jatuh dari level tertinggi dalam satu tahun karena para pedagang berspekulasi apakah Yellen akan mendukung komentar terbaru dari pejabat bank sentral yang menunjukkan kenaikan tarif bisa datang pada awal bulan depan. Kemungkinan bahwa Fed akan menaikkan biaya pinjaman pada bulan Desember telah naik menjadi 54 % dari 45 % bulan lalu, sementara pedagang bertaruh ada kesempatan 28 % pengetatan bulan depan, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto