IHSG pagi: 7 sektor memerah, 78 saham turun



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tergerus pada transaksi pagi ini (3/11). Pada pukul 09.18 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,11% menjadi 5.399,41.

Ada 82 saham yang turun. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 72 saham dan 83 saham lainnya tak berubah posisi.

Volume transaksi siang ini melibatkan 287,388 juta saham dengan nilai transaksi Rp 388,107 miliar.


Sementara itu, terdapat tujuh sektor yang tergerus. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor industri lain-lain turun 0,49%, sektor barang konsumen turun 0,49%, dan sektor manufaktur turun 0,35%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top losers antara lain: PT Adaro Energy Tbk (ADRO0 turun 2,03% menjadi Rp 1.685, PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,68% menjadi Rp 21.900, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 1,25% menjadi Rp 67.400.

Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) naik 2,11% menjadi Rp 1.455, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 1,69% menjadi Rp 15.000, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 2,01% menjadi Rp 2.030.

Kepala Riset Daewoo Securities Taye Shim menilai, pergerakan IHSG yang negatif pada hari ini masih disetir oleh sejumlah faktor eksternal, yakni kebijakan suku bunga The Fed dan pemilu AS.

"Seperti yang diprediksi banyak kalangan, The Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya. Bagaimanapun, The Fed juga mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember," jelasnya.

Menurut Bloomberg, ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga pada Desember melonjak 10% dari 68% (1 November) menjadi 78% (2 November). "Ini menandakan, sebagian besar pelaku pasar sudah pricing in dalam kenaikan suku bunga oleh The Fed," papar Taye.

Di sisi lain, hasil polling pemilu AS tampaknya sangat ketat. "Kami percaya pasar mencemaskan hal ini. Kami memprediksi implikasi negatif untuk perdagangan dunia terlepas dari siapa yang menang pemilu," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie