IHSG pagi tertekan akibat aksi jual asing



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak ke zona merah pada transaksi perdagangan hari ini (12/10). Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat turun 0,38% menjadi 5.361,9.

Ada 100 saham yang turun membuat kinerja indeks melempem. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 68 saham dan 60 saham lainnya tak berubah posisi.

Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 620,282 juta saham dengan nilai transaksi Rp 415,258 miliar.


Sementara itu, terdapat tujuh sektor yang tertekan. Adapun tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor barang konsumen yang turun 0,64%, sektor perdagangan turun 0,66%, dan sektor konstruksi turun 0,39%.

Saham-saham penghuni top losers indeks LQ45 pagi ini antara lain: PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 2,29% menjadi Rp 855, PT Matahari Putra Prima Tbk (LPPF) turun 2,16% menjadi Rp 1.810, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,8% menjadi Rp 19.100.

Sedangkan posisi top gainers indeks LQ 45, ditempati oleh saham-saham: PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 3,01% menjadi Rp 855, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 1,47% menjadi Rp 2.760, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 0,86% menjadi Rp 11.775.

Menurut Kepala Riset Daewoo Securities Taye Shim, indeks bergerak menurut seiring masih berlanjutnya aksi jual oleh investor asing. Sekadar informasi, di seluruh market dan pasar reguler, nilai penjualan bersih (net sell) asing pagi ini masing-masing sebesar Rp 20,9 miliar.

Sentimen lainnya adalah penguatan dollar AS di tengah kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada akhir tahun ini. "Faktor ini masih menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Indonesia," imbuhnya.

Asia pun memerah

Bursa Asia juga terlihat tak bertenaga. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.22 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4%.

Dua sektor yang menggerus bursa regional di antaranya sektor bahan baku dan properti.

Sementara itu, data CNBC menunjukkan, indeks Kospi dibuka dengan penurunan 0,14%. Salah satu saham yang memberatkan kinerja indeks Kospi adalah Samsung Electronics yang tertekan lebih dari 2%.

Sedangkan indeks ASX 200 Australia turun 0,81%. Sektor dengan penurunan terdalam di antaranya sektor energi yang turun 1,34% dan sektor bahan baku yang anjlok 2,24%.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,78%.

Analis menilai, pelaku pasar masih terus menanti rilis hasil resume rapat The Federal Open Market Committee pada pertemuan September lalu. Diprediksi, hasil rapat menunjukkan adanya perbedaan pendapat di antara anggota The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie