IHSG pekan depan berpotensi menguat, ini data ekonomi yang perlu dicermati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan ini (6/4). Indeks saham berada pada level 6.175,05 atau turun 0,13% setelah pada penutupan sebelumnya berada pada level 6.183,23.

Tren bearish masih mewarnai indeks saham domestik. Selama sepekan terakhir, indeks saham menyusut 0,23%. Sedangkan selama sepekan terakhir pula, masih tercatat net sell asing sebesar Rp 1,41 triliun. Sedangkan sejak awal tahun hingga Jumat, masih tercatat net sell asing sebesar Rp 24,46 triliun.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan sentimen perang dagang antara AS dengan Tiongkok masih akan mewarnai pergerakan indeks global. Meski berbagai upaya seperti dialog tetap dilakukan, dalam rangka mengurangi tensi perang dagang tersebut. “Sementara itu, dari pergerakan harga komoditas dunia untuk saat ini masih cenderung stabil,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (6/4).


Selain itu, dia menekankan perlunya memperhatikan pernyataan para pejabat The Fed terkait tingkat suku bunga acuan yang akan dinaikkan sebanyak dua kali lagi pada tahun ini. Data inflasi AS yang akan dirilis pekan depan juga perlu juga diperhatikan karena dipastikan akan mempengaruhi kebijakan The Fed dalam menaikkan tingkat suku bunga acuan.

“Secara domestik, data ekonomi penjualan eceran per Februari diproyeksikan akan membaik sehingga hal tersebut menunjukkan adanya tanda-tanda kenaikan daya beli masyarakat,” tambahnya.

Secara teknikal, pada weekly chart terlihat beberapa pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan bahwa IHSG masih bergerak secara konsolidasi dengan kecenderungan menguat untuk pekan depan. Dia memperkirakan, indeks pekan depan memiliki support 6.102 dan 6.085 dan resistance 6.250 dan 6.350.

Sedangkan selama sepekan sebelumnya, Nafan menilai sentimen eksternal perang dagang AS dan Thiongkok, mewarnai pergerakan indeks. Oleh karena itu, dia menilai pergerakan IHSG pada pekan ini lebih cenderung konsolidasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat