IHSG peringkat kelima di ASEAN, target penurunan terdekat bisa menyentuh 3.800



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menempati posisi ke-5 di kawasan ASEAN dengan penurunan sejak awal tahun sebesar 28,63% secara year to date (ytd) ke level 4.496. Posisi IHSG ini hanya lebih baik daripada bursa Filipina yang turun 30,07%. Sementara itu, posisi pertama ditempati oleh indeks bursa Malaysia yang melemah 13,66% ytd ke level 1.371,7. 

Head of Research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengatakan, pelemahan tersebut didorong oleh kekhawatiran investor akibat angka penyebaran kasus Covid-19 yang dinilai lambat bila dibandingkan negara-negara lain. Sehingga risiko kenaikan yang signifikan bisa saja terjadi beberapa bulan mendatang terutama di periode puncak pada Mei 2020-Juni 2020. 

"Risiko tersebut yang diwaspadai oleh investor karena pada akhirnya akan berdampak pada perekonomian riil dan penurunan laba korporasi di semester I-2020," kata Thendra kepada Kontan.co.id, Minggu (26/4). 


Baca Juga: Transaksi bakal sepi selama bulan puasa, IHSG masih belum bertenaga pada bulan depan

Thendra memprediksi, pertumbuhan laba korporasi turun sekitar 10%-30% di kuartal pertama hingga dua ini. Dus, IHSG di kuartal dua ini diprediksi masih akan melemah dengan target koreksi terdekat di level 4.200-3.800 hingga Juni 2020. Tidak menutup kemungkinan IHSG berbalik positif bila telah ditemukan vaksin Covid-19 dan mulai dibukanya lockdown di sebagian besar negara.

Sementara itu, berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) IHSG berada diposisi ke-30 di kancah global. Urutan pertama dipegang oleh bursa China (Shanghai) yang hanya melemah 7,92% ytd ke level 2.808,53. Disusul oleh indeks Swiss yang hanya melemah 9,72% ke level 9.584,66. 

Thendra menjelaskan Shanghai mengalami penurunan indeks paling tipis karena didukung oleh perkembangan positif yang dilaporkan pemerintah China atas pemulihan yang terjadi lebih awal untuk penderita Covid-19. China menjadi negara pertama yang dinilai mampu menangani penyebaran Covid-19 di tengah polemik under-reported case dan menjadi negara pertama yang berhasil melepas lockdown salah satu kotanya yaitu Wuhan.

Baca Juga: IHSG mencatat kinerja terburuk di ASEAN

"Kalau Swiss dapat diperhatikan data angka penyembuhan sebesar 21.000, jauh lebih besar dibandingkan angka kematian sebesar 1.589 berdasarkan data Worldometeres per 25 April 2020," jelas dia. 

Meski ada sentimen positif, tak dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh indeks global melemah. Thendra juga memproyeksikan bahwa indeks akan terus melanjutkan tren penurunan.

"Intinya selama belum ada kejelasan terhadap produksi dan penggunaan vaksin Covid-19 dan status negara masih lockdown, indeks global masih akan berfluktuasi dengan melanjutkan tren penurunan," jelas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati