IHSG rawan koreksi di pekan depan, simak sentimen yang akan mempengaruhinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan depan diprediksi rawan koreksi. Mengingat, pergerakan IHSG dalam seminggu terakhir cenderung positif bahkan sempat mencetak rekor tertingginya.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi, IHSG melemah terbatas di pekan depan. Dalam hitungannya, IHSG akan bergerak dalam rentang 6.630-6.680 sepanjang pekan depan.

Salah satu sentimen yang dinantikan pasar adalah hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. “Untuk suku bunga secara konsensus diperkirakan BI akan menahan suku bunga di 3,5%,” terang Herditya, Jumat (12/11).


Selain memperhatikan hasil RDG yang akan dirilis tengah pekan, pasar juga menanti rilis neraca perdagangan dan data transaksi berjalan Indonesia.

Sementara itu, dari eksternal, Herditya bilang, IHSG akan mendapat pengaruh dari data pertumbuhan ekonomi sejumlah negara yang dirilis di awal pekan. Salah satunya, Jepang yang akan mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 pada Senin (15/11).

Baca Juga: Saham-saham ini banyak dilego asing pada perdagangan Jumat (12/11)

Ekonomi Negeri Matahari Terbit tersebut diprediksi kontraksi 0,7% year-on-year (yoy) pada kuartal III-2021. Hal tersebut terjadi lantaran tekanan dari konsumsi rumah tangga yang terpukul oleh gelombang kasus Covid-19. Di sisi lain, gangguan rantai pasok global juga mempengaruhi produksi perusahaan raksasa otomotif seperti Toyota dan Honda.

Sekedar mengingatkan, di pekan ini IHSG berhasil menguat 1,05% dan ditutup di level  6.651,054 pada akhir pekan. Penguatan ini bersamaan dengan aksi beli bersih (net buy) asing di pasar regular yang mencapai Rp 1,94 triliun.

Herditya menjelaskan, sentimen yang mempengaruhi IHSG sepanjang pekan ini berasal dari eksternal. Salah satunya dari Amerika Serikat (AS), dimana pertumbuhan ekonomi AS sudah cukup membaik.

Membaiknya perekonomian AS ditandai dengan lonjakan inflasi dan data tenaga kerja yang sudah baik.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menambahkan, mayoritas menguatnya indeks seiring dengan meredanya keterkejutan investor atas lonjakan inflasi di AS dan China. Investor berharap tekanan inflasi, walaupun masih tinggi, akan semakin berkurang, bukan menguat di bulan-bulan mendatang sehingga menjaga optimisme mereka atas prospek ekonomi global.

Baca Juga: Asing catat net buy Rp 53 miliar, saham-saham ini paling banyak dikoleksi

Sentimen positif juga datang dari berita bahwa China Evergrande Group telah membayar kupon obligasi sebelum tanggal jatuh tempo sehingga terhindar dari status gagal bayar (default).

Selain itu, beredar pula kabar bahwa Pemerintah China berencana melonggarkan berbagai peraturan keuangan bagi sektor properti untuk membantu perusahaan pengembang properti mencari pendanaan di pasar surat utang , serta membuka akses bagi perusahaan pengembang properti untuk meraup dana.

Selanjutnya: Meski IHSG melemah 0,35% pada akhir sesi I, net buy asing tercatat Rp 182,69 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari