KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dalam sehari,
Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) longsor sebesar 0,95% atau turun 65,86 poin ke angka 6.855,62 pada Selasa (11/6). IHSG diproyeksikan masih rawan koreksi dengan
support 6.830 dan
resistance 6.932 pada Rabu (12/6). Secara teknikal, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang melihat, adanya pergerakan
sideways pada indikator
Moving average convergence/divergence (MACD) dan
Stochastic Relative Strength Index (RSI). Atas dasar itu, diindikasikan IHSG berpotensi untuk menguji
support pada level 6.800 pada Rabu (12/6). Menurutnya, pasar akan cenderung
wait and see terhadap rilis data Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang, sehingga mempengaruhi sentimen investor dan pelaku pasar.
Data penjualan ritel domestik bulan April menunjukkan penurunan signifikan ke level -2,70% dari bulan sebelumnya yang berada di 9,30%. Hal ini mengindikasikan normalisasi daya beli setelah lonjakan konsumsi selama periode Lebaran yang biasanya diikuti dengan lonjakan konsumsi. Sementara itu, data penjualan mobil mengalami perbaikan secara terbatas dari -17.50% di bulan April menjadi -13.30% di bulan Mei.
Baca Juga: IHSG Anjlok ke 6.855 Selasa (11/6), Net Sell Asing Tembus Rp 1,17 Triliun Dari global, pasar
wait and see terhadap rilis data suku bunga the Fed yang diperkirakan tetap di level 5,50%. Selain itu, pidato the Fed diharapkan memberikan gambaran mengenai peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini. Di sisi lain, data inflasi Amerika yang akan dirilis di hari yang sama diperkirakan stabil di 3,40%. “Inflasi yang terkendali dapat memperbesar peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini,” kata Alrich kepada Kontan, Selasa (12/6). Kemudian, dari kawasan Eropa, Inggris menantikan rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) untuk April 2024 dengan proyeksi tumbuh 0,70% dari level sebelumnya 0,60%. Hal tersebut menunjukkan perbaikan ekonomi yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Bank of England. Sementara itu, Jerman akan merilis data inflasi yang diperkirakan tumbuh ke 2,40% dari 2,20%,” lanjutnya
Baca Juga: IHSG Longsor ke Titik Terendah Sepanjang Tahun 2024, All Eyes on FOMC Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pelemahan IHSG dipimpin oleh sektor industrial dan keuangan dengan masing-masing terjadi penurunan sebesar -2,45% dan 1,08%. Adapun sentimen yang mempengaruhinya berasal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan penantian investor keputusan dari pertemuan FOMC pada Kamis dini hari. Kemudian, adanya tren
outflow pada pasar, menurut Herditya, disebabkan oleh perkiraan akan keputusan the Fed yang akan tetap mempertahankan suku bunganya. Pada perdagangan selanjutnya, dia melihat akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah, perilisan data inflasi China dan AS, serta pertemuan FOMC.
“Kami perkirakan IHSG rawan koreksi dengan
support 6.830 dan
resistance 6.932,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6). Herditya menjagokan saham TINS dengan target harga Rp 885 – Rp 930, ACES berkisar di level Rp 885 – Rp 915, dan RGAS di harga Rp 105 – Rp 113.
Top picks pada Rabu (12/6) meliputi
rebound lanjutan untuk ESSA, MBMA, dan peluang
rebound untuk ANTM, INCO, ADMR. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati