IHSG Rekor Lagi Kemarin (3/9), Saham Blue Chip Ini Direkomendasikan Beli



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan Selasa 3 September 2024 sebelum ditutup melemah. Analis rekomendasi sejumlah saham berikut layak dilirik untuk portofolio investasi hingga akhir tahun 2024 ini. Beberapa saham diantaranya adalah saham blue chip.

Euforia di pasar saham tampaknya belum terhenti. Walaupun IHSG ditutup melemah pada Rabu (3/9), indeks komposit ini sempat menyentuh rekor pada perdagangan intraday. 

Pada intraday perdagangan Selasa (3/9), IHSG menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di level 7.726,66. Namun pada akhir perdagangan IHSG terkoreksi 1,01% ke posisi 7.616,52. 


Berdasarkan data RTI, investor asing masih mencetak net buy sebesar Rp 116,83 miliar di seluruh pasar. Bahkan dalam sebulan terakhir, asing mencatatkan net foreign buy sejumlah Rp 29,10 triliun. 

Selain pasar reguler, transaksi juga ramai di pasar negosiasi. Seperti transaksi crossing atas saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang mencapai Rp 101,8 triliun atau 7,33 miliar saham. 

Berkat itu, nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut terdongkrak mencapai Rp 116,04 triliun. Usut punya usut, ternyata nilai transaksi jumbo merupakan aksi Low Tuck Kwong yang mengalihkan sahamnya kepada sang putri Elaine Low. 

Lalu yang terbaru, pada perdagangan Selasa (3/9) ada transaksi crossing atas saham PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) di harga Rp 370 dengan estimasi total transaksi Rp 727,12 miliar. 

Oktavianus Audi, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas bilang pergerakan IHSG didorong oleh sentimen pemangkasan suku bunga The Fed. Tak heran, maraknya transaksi dan derasnya aliran dana investor asing. 

IHSG telah menguat 9,77% sejak Juni hingga Agustus 2024. Meski demikian, lanjut Audi, dampak hingga akhir tahun dari proyeksi pemangkasan suku bunga hingga 100 bps masih dapat menjadi angin segar untuk IHSG. 

"Tercatat dalam satu bulan terakhir pasca Fed mulai dovish, asing masuk sebesar Rp 16,67 triliun dengan dominasi ke dalam sektor perbankan," jelasnya saat dihubungi Kontan, Selasa (3/9). 

Namun memasuki September 2024, pergerakan IHSG berpotensi melambat. Audi menilai ada kecenderungan di pasar selama September akan ada sedikit perlambatan bahkan koreksi. 

Menurutnya, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh September Effect dan pasar juga sudah priced in dengan sentimen pemangkasan suku bunga The Fed. Ini membuka peluang adanya aksi profit taking.

Audi memproyeksikan IHSG masih berpotensi kembali melemah, jika menembus level support di 7.580. Menurutnya, hal ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk mencicil beli saham blue chip. 

"Untuk koleksi saat ini bisa dilakukan bertahap pada saham blue chip. Sektor perbankan, energi dan properti akan menjadi yang menarik," katanya. 

Saham pilihan Kiwoom Sekuritas jatuh pada BBRI dan CTRA dengan rekomendasi speculative buy dengan masing-masing target harga di Rp 5.550 dan Rp 1.390. Audi juga merekomendasikan trading buy PTBA dengan target harga Rp 2.970. 

 
BBRI Chart by TradingView

Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas menambahkan masih ada saham-saham yang belum melaju terlalu tinggi dan secara valuasi masih murah. 

Untuk sisa tahun ini, saham pilihan Mirae Asset Sekuritas kebanyakan jatuh pada sektor konsumen, di antaranya saham ASII, TLKM, BMRI, BBCA, BBRI, ICBP, MYOR, MAPI, ACES dan SIDO. 

Asal tahu saja, saham ASII, TLKM, BBRI, ICBP, MAPI, ACES, SIDO adalah anggota Indeks LQ45. Saham indeks LQ45 dianggap sebagai saham blue chip karena memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar dan telah berpengalaman di bursa saham.

Baca Juga: Selagi Harga Tren Melemah, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip Tambang Emas Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto