IHSG reli ke 4.845,37 menutup Maret ini



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya di tengah isu dovish Fed mewarnai perdagangan bursa Asia, Kamis (31/3). Mengacu data RTI, menunjukkan indeks berakhir naik 0,60% atau 28,71 poin ke level 4.845,37.

Tercatat 147 saham bergerak naik, 159 saham bergerak turun, dan 82 saham stagnan. Perdagangan di hari terakhir Maret ini melibatkan 6,38 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,89 triliun.

Tujuh dari 10 indeks sektoral menghijau. Sektor pertanian naik 3,28%, aneka industri naik 1,91%, dan keuangan naik 0,87%.


Sementara, tiga sektor lainnya memerah yaitu, industri dasar turun 0,39%, infrastruktur turun 0,37%, dan pertambangan turun 0,30%.

Penguatan IHSG masih ditopang oleh aksi beli asing. Di pasar reguler, net buy asing Rp 513,397 miliar dan net buy asing keseluruhan perdagangan Rp 410,829 miliar.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 7,59% ke Rp 1.205, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 4,90% ke Rp 1.820, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 4,15% ke Rp 18.200.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 3,01% ke Rp 645, PT Jasa Marga (JSMR) turun 2,70% ke Rp 5.400, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,33% ke Rp 6.275.

"Akumulasi sentimen positif, baik dari dalam negeri dan eksternal mendorong sebagian pelaku pasar melakukan aksi beli sehingga IHSG melanjutkan kenaikan," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.

Sentimen dari dalam negeri, Nico mengemukakan keputusan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar sebesar Rp500 per liter yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2016 dapat meningkatkan aktivitas di sektor konsumsi, ritel dan semen.

Di sisi lain, bursa saham Asia menuju kenaikan bulanan terbesar sejak Oktober dipicu optimisme Federal Reserve tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga acuannya. Di samping itu, perekonomian China mulai menunjukkan tanda-tanda stabil mendorong pelaku pasar untuk melirik aset berisiko, Kamis (31/3).

Indeks MSCI Asia Pacific naik 8,2 % bulan ini, mendekati 200-hari rata-rata bergerak dan memangkas kerugian kuartal ini menjadi 2,1 %. Indeks ini naik 0,1 % menjadi 128,92 pukul 17:39 waktu Tokyo.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite mengalami kenaikan tertajam bulanan dalam hampir setahun dan indeks Hang Seng China Enterprises Hong Kong memasuki bull market. Indeks Topix Jepang ditutup kuartal terburuk sejak September.

Asal tahu saja, periode penuh gejolak untuk pasar global sejak awal tahun ini bermula pada kekhawatiran pertumbuhan China dan jatuhnya harga minyak. Alhasil, aksi jual kemudian menyebar ke saham perbankan di tengah kekhawatiran tren suku bunga negatif.

Pasar saham mulai pulih setelah The Fed meyakinkan investor bahwa itu tidak akan terburu-buru untuk meningkatkan biaya pinjaman. Sedangkan, ekonomi kedua terbesar dunia menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, China Premier Li Keqiang mengatakan pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto