IHSG rontok 2,30% ke level 6.168,9 membuka perdagangan Senin (25/1)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh pada pembukaan perdagangan Senin (25/1). Melansir RTI pukul 09.08 WIB, indeks terkoreksi 2,30% ke level 6.168,917.

Tercatat 309 saham turun, 48 saham naik, dan 166 saham stagnan. Dengan total volume 2,3 miliar saham dan total volume Rp 2,1 triliun.

Seluruh 10 indeks sektoral memerah. Sektor aneka industri paling dalam penurunannya 2,75%, diikuti agrikultur 2,44%, dan industri dasar 2,30%.


Tekanan terhadap IHSG juga datang dari aksi jual investor asing. Pagi ini net sell asing baik reguler maupun keseluruhan market di kisaran Rp 21,565 miliar.

Asal tahu, bursa saham Asia pagi ini berada dalam posisi defensif karena meningkatnya kasus Covid-19 dan keraguan atas kemampuan pembuat vaksin untuk memasok dosis yang dijanjikan tepat waktu. Situasi ini kian memperburuk selera terhadap aset risiko.

Melansir Reuters, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang nyaris tidak berubah pada 718,72.

Baca Juga: Perdagangan Senin (25/1) pagi, wajah bursa Asia beragam

Indeks MSCI Asia Pasifik berada di bawah rekor tertinggi 727,31 yang disentuh minggu lalu tetapi sejauh ini naik 8,5% di bulan Januari, di jalur untuk kenaikan bulanan keempat berturut-turut.

Indeks Nikkei Jepang turun 0,1%. Saham Australia lebih tinggi setelah regulator obat negara itu menyetujui vaksin Pfizer / BioNTech Covid-19, dengan pihak berwenang mengatakan peluncuran bertahap akan dimulai akhir bulan depan.

Kasus COVID-19 global mendekati 100 juta dengan lebih dari 2 juta orang meninggal, meskipun pasar keuangan meningkat dengan harapan vaksin dan kebangkitan ekonomi yang cepat.

Namun, "ada satu berita negatif Covid-19 setelah yang lain pada hari Jumat dan yang pada akhirnya tidak dapat diabaikan oleh investor ekuitas," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank.

Hong Kong mengunci area di semenanjung Kowloon pada hari Sabtu, tindakan pertama yang diambil kota itu sejak pandemi dimulai sementara beberapa negara termasuk Meksiko mencatat jumlah kasus harian tertinggi mereka.

Laporan bahwa varian Covid-19 Inggris yang baru tidak hanya sangat menular tetapi mungkin lebih mematikan daripada jenis aslinya juga menambah kekhawatiran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto