KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat keluar dari level 6.000. Padahal, angka tersebut digadang-gadang sebagai support kuat. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai walaupun sempat turun di bawah 6.000, tetapi IHSG berhasil ditutup di level 6.030. Ia menyebutkan, saat ini memang batas bawah secara psikologis IHSG berada di 6.000. Namun, jika tarik garis rentang bermainnya sebetulnya berada di 5.850. "Jadi, kalaupun terjadi penurunan semisal di 5.900 masih ada potensi IHSG untuk rebound," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/8).
Di sisi lain, keberhasilan IHSG kembali ke level 6.000 juga dikarenakan perkembangan perekonomian Indonesia masih terbilang cukup baik sehingga masih ada optimisme. Oleh sebab itu, Nico masih mempertahankan target IHSG sampai akhir tahun di level 6.480. Baca Juga: IHSG melemah 1,77% dalam sepekan, ini sentimen yang mempengaruhi Selain itu terjadinya volatilitas pada hari ini, menurutnya, pertama disebabkan efek taper tantrum. Kemudian, net buy yang dicatatkan oleh asing juga memberikan volatilitas. Ia mencontohkan pada saham BUKA yang diburu asing meskipun mengalami ARB. "Artinya itu asing melihat peluang supaya bisa masuk melakukan akumulasi di harga yang murah," sebutnya. Nah, untuk dua bulan ke depan Niko melihat akan menjadi waktu yang menantang bagi pasar Indonesia. Sebabnya, pada minggu depan The Fed akan melakukan pertemuan dengan bankir. Ia menyebutkan pada pertemuan tersebut umumnya The Fed akan menyampaikan perubahan kebijakan sehingga ini akan menjadi sebuah sinyal terkait langkah The Fed selanjutnya.