KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penutupan perdagangan Rabu (25/10) disambut antusias oleh para pelaku pasar. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat rekor tertingginya sepanjang sejarah. IHSG ditutup naik 1,23% ke level 6.025,43. Meski IHSG sudah tembus level 6.000, Analis senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada belum merevisi target IHSG akhir tahun. Reza masih meyakini IHSG akhir tahun akan berada di rentang 5.950-6.000. Menurut Reza, hal ini mengingat adanya aksi profit taking yang mungkin muncul pasca IHSG mencapai rekor baru. Lagi pula, dalam catatan Reza, biasanya IHSG akan naik signifikan pada pertengahan November hingga pertengahan Desember. "Karena itu ada istilah window dressing," ujar dia. Kenyataannya, belum masuk November IHSG telah berkali-cetak rekor bahkan menembus 6.000. Karena itu, Reza melihat masih ada kemungkinan konsolidasi di dua bulan terakhir 2017. Menurut Reza, jika IHSG memang terjadi profit taking, IHSG di 2017 akan berada di kisaran 5.700-5.850. Walaupun, menurut Reza saat jika mengesampingkan kemungkinan profit taking, IHSG memang berada dalam tren positif. "Terutama sentimen dalam negeri, masih positif. Kebanyakan sentimen negatif memang berasal dari global," ujar Reza.
IHSG sentuh rekor, waspadai aksi profit taking
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penutupan perdagangan Rabu (25/10) disambut antusias oleh para pelaku pasar. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat rekor tertingginya sepanjang sejarah. IHSG ditutup naik 1,23% ke level 6.025,43. Meski IHSG sudah tembus level 6.000, Analis senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada belum merevisi target IHSG akhir tahun. Reza masih meyakini IHSG akhir tahun akan berada di rentang 5.950-6.000. Menurut Reza, hal ini mengingat adanya aksi profit taking yang mungkin muncul pasca IHSG mencapai rekor baru. Lagi pula, dalam catatan Reza, biasanya IHSG akan naik signifikan pada pertengahan November hingga pertengahan Desember. "Karena itu ada istilah window dressing," ujar dia. Kenyataannya, belum masuk November IHSG telah berkali-cetak rekor bahkan menembus 6.000. Karena itu, Reza melihat masih ada kemungkinan konsolidasi di dua bulan terakhir 2017. Menurut Reza, jika IHSG memang terjadi profit taking, IHSG di 2017 akan berada di kisaran 5.700-5.850. Walaupun, menurut Reza saat jika mengesampingkan kemungkinan profit taking, IHSG memang berada dalam tren positif. "Terutama sentimen dalam negeri, masih positif. Kebanyakan sentimen negatif memang berasal dari global," ujar Reza.