IHSG sesi I berakhir flat, cenderung negatif



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri transaksi perdagangan sesi dengan pergerakan fkat, Kamis (31/3). Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan tipis 0,01% menjadi 4.816,37.

Jumlah saham yang turun mencapai 146 saham. Sedangkan jumlah saham yang naik sebanyak 128 saham dan 85 saham lainnya diam di tempat.

Volume transaksi sesi I melibatlam 3,608 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,102 triliun.


Sementara itu, lima sektor tertekan dan lima sektor lainnya berhasil naik. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor infrastruktur turun 1,17%, sektor industri dasar turun 0,5%, dan sektor agrikultur turun 0,43%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni jajaran top losers siang ini antara lain: PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 2,46% menjadi Rp 6.925, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 2,42% menjadi Rp 483, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) turun 2,25% menjadi Rp 5.425.

Sedangkan posisi top gainers indeks LQ 45 ditempati oleh: PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 4,91% menjadi Rp 1.175, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 3,82% menjadi Rp 65.200, dan PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) naik 3,17% menjadi Rp 1.790.

Pergerakan indeks tak sejalan dengan bursa Asia. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 12.47 waktu Hong Kong, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2%. Sepanjang Maret, indeks acuan Asia ini sudah naik 8,3%.

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia melesat 1,3%, indeks NZX 50 Selandia Baru  naik 0,6%, dan indeks Topix Jepang bergerak liar.

Bursa Asia melaju seiring prospek suku bunga acuan AS yang akan tetap rendah dalam beberapa waktu ke depan. Selain itu, pelemahan dollar AS menyebabkan mata uang emerging melompat.

"Rebound yang terjadi saat ini masih disebabkan oleh isu dovish The Fed. Meski reli yang terjadi cukup besar, namun, masih ada hal yang dicemaskan pelaku pasar terkait sejumlah risiko," jelas Mark Lister, head of private wealth research Craigs Investment Partners di Wellington.

Hari ini, market di Asia juga akan dipengaruhi oleh data ekonomi sejumlah negara. Thailand akan merilis data perdagangan pada Kamis ini. Sedangkan Sri Lanka akan merilis data inflasi. Di sisi lain, China akan merilis data neraca perdagangan. Adapun Jepang dijadwalkan merilis data perumahan pada hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie