IHSG sesi I masih tak bertenaga



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin kehilangan tenaga di akhir sesi I hari ini (18/11). Data RTI menunjukkan, pada pukul 11.30 WIB, indeks ditutup dengan penurunan 0,73% menjadi 5.155,089.

Jumlah saham yang melorot mencapai 167 saham. Sedangkan jumlah saham yang naik sebanyak 75 saham dan 95 saham lain tak berubah posisi.

Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 6,626 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,278 triliun.


Sementara itu, sepuluh sektor kompak memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor agrikultur turun 1,23%, sektor pertambangan turun 1,22%, dan sektor perdagangan turun 1,15%.

Saham-saham top losers indeks LQ 45 di antaranya: PT Tambang Batubara Tbk (PTBA) turun 4,61% menjadi Rp 11.375, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 4,4% menjadi Rp 1.740, dan PT Sawit Sumbermas Semesta Tbk (SSMS) turun 3,14% menjadi Rp 1.390.

Adapun posisi top gainers indeks LQ 45 ditempati oleh saham-saham: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 3,23% menjadi Rp 256, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik 1,01% menjadi Rp 14.950, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 0,96% menjadi Rp 5.275.

Investor asing masih terus melepas kepemilikan sahamnya. Di seluruh market dan pasar reguler, nilai penjualan bersih asing masing-masing sebesar Rp 57,5 miliar dan Rp 4,3 miliar.

Menurut Taye Shim, Kepala Riset Daewoo Securities, sejak kemarin, volume transaksai perdagangan memang sudah turun signifikan. Demikian pula halnya dengan aksi jual asing.

"Hal ini menandakan kondisi terburuk dari aksi jual sudah berakhir," jelasnya.

Dia melihat, IHSG akan diperdagangkan dengan penurunan terbatas pada hari ini. Salah satu penyebabnya adalah pernyataan dari Pimpinan The Fed Janet Yellen yang memberikan sinyal untuk mengerek suku bunga acuan dalam waktu yang relatif dekat.

Sekadar tambahan informasi, pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan akan dihelat pada 13-14 Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie