JAKARTA. Meski asing masih mencatatkan net value senilai Rp 262 miliar di sesi I, namun, perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia diperkirakan mengalami pelemahan terbatas di sesi II. "IHSG mengekor pelemahan yang terjadi pada bursa regional asia pasifik pagi ini," kata Analis pasar modal Indosurya Asset Management Fridian Warda. Dia menjelaskan, pergerakan indeks yang terbatas itu dilatarbelakangi oleh nilai transaksi yang diperkirakan cukup rendah pada Senin (1/4) ini, lantaran baru berakhirnya libur panjang (long weekend). Selain itu, lanjutnya, nilai transaksi juga minim karena tutupnya bursa Eropa dan bursa Australia. Dia meramal, IHSG sesi II akan bergerak di kisaran support 4.898 dan resistance di level 4.969.Selain faktor tadi, pemicu pelemahan indeks lainnya adalah laporan Badan Pusat Statistik yang merilis data inflasi Maret sebesar 0,63%. Angka ini terbilang cukup tinggi akibat kenaikan harga bawang serta daging. Faktor internal ini menurut Fridian masih akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG.Karena itu, ia menyarankan investor untuk sebaiknya wait and see pergerakan saham di lantai bursa. Dia merekomendasikan beberapa emiten big caps yang cenderung membagikan dividen cukup besar (high dividend payout ratio) seperti UNVR, GGRM, ASII, UNTR, ITMG dan PTBA."Ada beberapa emiten middle cap yang juga memberikan DPR cukup besar diantaranya BJBR dan BJTM," jelas Fridian.
IHSG sesi II masih akan melemah terbatas
JAKARTA. Meski asing masih mencatatkan net value senilai Rp 262 miliar di sesi I, namun, perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia diperkirakan mengalami pelemahan terbatas di sesi II. "IHSG mengekor pelemahan yang terjadi pada bursa regional asia pasifik pagi ini," kata Analis pasar modal Indosurya Asset Management Fridian Warda. Dia menjelaskan, pergerakan indeks yang terbatas itu dilatarbelakangi oleh nilai transaksi yang diperkirakan cukup rendah pada Senin (1/4) ini, lantaran baru berakhirnya libur panjang (long weekend). Selain itu, lanjutnya, nilai transaksi juga minim karena tutupnya bursa Eropa dan bursa Australia. Dia meramal, IHSG sesi II akan bergerak di kisaran support 4.898 dan resistance di level 4.969.Selain faktor tadi, pemicu pelemahan indeks lainnya adalah laporan Badan Pusat Statistik yang merilis data inflasi Maret sebesar 0,63%. Angka ini terbilang cukup tinggi akibat kenaikan harga bawang serta daging. Faktor internal ini menurut Fridian masih akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG.Karena itu, ia menyarankan investor untuk sebaiknya wait and see pergerakan saham di lantai bursa. Dia merekomendasikan beberapa emiten big caps yang cenderung membagikan dividen cukup besar (high dividend payout ratio) seperti UNVR, GGRM, ASII, UNTR, ITMG dan PTBA."Ada beberapa emiten middle cap yang juga memberikan DPR cukup besar diantaranya BJBR dan BJTM," jelas Fridian.