IHSG sudah melesat 52,60% dari titik terendah 2020, ini prospek investasi saham 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham instrumen investasi yang paling terdampak oleh adanya pandemi virus Covid-19. Kinerja saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi hingga -37,49%. Namun, menjelang akhir tahun kinerja saham terus membaik.

IHSG tercatat masih -4,37% sejak awal tahun hingga 23 Desember lalu. Kinerja ini jauh tertinggal dibandingkan obligasi yang catatkan return hingga 14,26%, sementara emas mencatatkan return hingga 24,13%.

Head Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengungkapkan, pasar saham sangat terkena imbas dari tingginya ketidakpastian. Para pelaku pasar pun beralih ke aset safe haven maupun yang risikonya lebih rendah, tak pelak kinerja saham sempat terpukul dalam.


Untungnya, perlahan kinerja saham terus membaik. Jika dihitung dari titik terendahnya, yakni 24 Maret, hingga 23 Desember, IHSG telah naik 52,60%. Reza menyebut terdapat beberapa faktor pendorong kenaikan IHSG. Mulai dari, disahkannya omnibus law, dana PEN, hingga banjir stimulus ekonomi Amerika Serikat. Berbagai faktor tersebut akhirnya meningkatkan sentimen risk-on dan membuat saham kembali menjadi incaran investor.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham kapitalisasi kecil menengah paling lincah dalam SMC Liquid

“Apalagi, dalam dua bulan terakhir, vaksin Covid-19 terus menunjukkan perkembangan positif seperti lolos uji klinis, didistribusikan, bahkan sudah mulai ada vaksinasi di beberapa negara. Ini meningkatkan optimisme investor menyambut tahun depan, dengan risk appetite yang kembali naik, saham pun jadi pilihan,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (23/12).

Reza optimistis, tahun depan akan menjadi tahunnya instrumen saham. Namun, hal tersebut tergantung pada efektivitas vaksin Covid-19. Jika ternyata efektif, pada akhirnya akan meredam kekhawatiran sekaligus mempercepat gerak pemulihan ekonomi, khususnya pada sektor pariwisata .

Apalagi, tahun depan suku bunga acuan masih akan tetap berada dalam tren rendah. Bahkan, Bank Indonesia dinilai masih punya ruang untuk kembali memangkas suku bunga acuan seiring angka inflasi yang rendah. Belum lagi peluang foreign direct investment (FDI) yang semakin deras seiring implementasi omnibus law.

Baca Juga: Indeks obligasi naik 14% tahun ini, cermati prospek untuk tahun depan

“Jika pemulihan ekonomi akan bergerak cepat, tentunya instrumen saham akan jadi yang paling menarik sehingga tahun depan bisa jadi tahunnya saham. Kami di HPAM memperkirakan IHSG akan naik ke level 6.700-7.000 sehingga upside dari saham akan di kisaran 12-16% pada 2021,” tambah Reza.

Reza menegaskan, saat ini masih jadi momen yang tepat bagi investor untuk segera menambah instrumen saham dalam portofolionya. Menyambut tahun depan, Reza menyarankan susunan portofolio investor bisa terdiri dari reksadana saham 30%, saham 20%, properti 30%, dan instrumen lainnya 20%.

Baca Juga: IHSG naik lebih dari 23% di kuartal keempat, simak saham pilihan untuk awal 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati