IHSG Tak Lagi Berkiblat ke Minyak, Tapi Bursa Global



JAKARTA. Harga minyak dunia kembali mencatat penurunan ke level terendah. Jumat (19/12), harga minyak WTI di Nymex Energy Futures seharga US$ 33,87 per barel, dan sempat longsor ke posisi US$ 32,40 per barel. Padahal, negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC sudah berusaha mempertahankan harga minyak di level yang lebih tinggi dengan cara memangkas produksi hingga 2,2 juta barel per hari. Namun harga minyak masih tetap memble. "Pelaku pasar kurang yakin dan cenderung skeptis akibat pelambatan ekonomi global hingga 2009," terang analis pasar modal David Cornelis, Jumat (19/12). Equity Capital Market Strategist Trimegah Securities Satrio Utomo melihat, harga minyak saat ini merupakan kondisi riil antara pasokan dan permintaan. "Spekulan yang bermain di komoditas sudah tidak ada lagi," ujar Satrio. Ia juga menilai OPEC terlambat mengantisipasi kelebihan pasokan minyak global. Ada kemungkinan harga minyak masih berpeluang turun hingga US$ 30 per barel hingga akhir tahun ini. Walaupun begitu, analis sepakat bahwa pengaruh penurunan harga minyak terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak akan besar. Alasannya, walau belakangan ini harga minyak terjun bebas, nyatanya IHSG tidak ikut turun sedrastis harga minyak. Berdasarkan data Bloomberg, bila menghitung dari awal Desember, IHSG masih membukukan keuntungan 10,3%. Sementara minyak sudah merugi 31,27%. Memang, sewaktu harga minyak tinggi, gerakan indeks sering berkiblat pada harga minyak. Maklum, saham emiten berbasis industri komoditas, jadi bahan bakar utama pendorong indeks. Kini, keadaan berubah. Semenjak krisis global, IHSG lebih berkaca pada gerakan indeks bursa saham regional dan global. Tentu bursa Amerika Serikat masih jadi kiblat utama IHSG. Termasuk, "Orang kini bertanya, apa saja yang akan dilakukan oleh Obama," ujar Satrio. Obama akan mulai berkantor pada 20 Januari mendatang. Oleh karena itu, analis memperkirakan sampai Obama mulai bertugas, gerakan IHSG masih belum tentu arah. Pola pergerakan ini masih akan berlanjut sampai awal 2009. Melihat berbagai faktor itu, David memperkirakan, jangka menengah, IHSG bergerak antara 1.221 hingga 1.430. Namun, IHSG juga masih sangat rentan terhadap koreksi teknikal. Satrio memprediksi IHSG bisa menyentuh 1.850 pada akhir tahun 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie