KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) kembali menegaskan penguatannya pada perdagangan Kamis (16/5). IHSG ditutup dengan kenaikan 0,93% atau 66,86 poin ke angka 7.246,70 pada perdagangan kemarin. Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menyebut,
IHSG meng
uji resistance di
level 7.
250 dan membentuk rising window (gap up) di Kamis (16/5). Bersamaan dengan penguatan tersebut, terdapat
indikasi kuat minor bullish reversal yang tercermin dari indikator teknikal yakni
terbentuknya
pelebaran positive slope pada moving average convergence/divergence (
MACD)
dan terbentuknya
pola minor double bottom. “
Pola-pola tersebut divalidasi dengan peningkatan volume transaksi di Kamis (16/5),” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Kamis (16/5). Nilai tukar rupiah bertahan
di bawah Rp 16.000 per dolar AS sampai dengan Kamis sore (16/5). Hal ini
sejalan dengan meredanya capital outflow dari pasar saham Indonesia. Alrich memperkirakan
, akan terjadi inflow dalam beberapa waktu ke depan. Baca Juga: Indeks Saham Utama Wall Street Kembali Menguji Rekor Tertinggi, Kamis (16/5) Katalis
utama dari fenomena ini berasal dari
peningkatan keyakinan pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga the Fed pada September 2024. CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan di periode tersebut mencapai 53.5% di Kamis
(16/5). Dari kacamata
eksternal, realisasi kontraksi ekonomi tahunan
Jepang sebesar 2,0% di kuartal I-20
24 tampak jauh
lebih dalam dari perkiraan di angka
-1,5%. Selain itu, adanya pelemahan produksi industri Jepang menjadi
6,2
% year on year (
YoY)
di Maret 2024 disinyalir
turut memicu capital inflow ke Indonesia. Adapun,
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menyampaikan, pasar tengah euforia. Investor mengapresiasi komitmen AS dalam menstabilkan laju inflasi. “Laju inflasi yang stabil turut mempengaruhi likuiditas di pasar,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (16/5).
Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat Terbatas pada Jumat (17/5) Penurunan sebesar 0,1% atau sebesar 10 basis poin pada Consumer Price Index (CPI) AS dapat meyakinkan peluang the Fed untuk menurunkan suku bunga di semester kedua pada bulan September 2024. Dari domestik, kinerja perdagangan Indonesia berhasil surplus selama 48 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020. Menurut Nafan, sentimen global dan domestik ini tidak hanya mempengaruhi pasar saham saja. Pasar obligasi turut menguat ditandai dengan melandainya
yield US Treasury. “Rupiah juga ikut terapresiasi, pun juga kripto dan komoditas,” kata Nafan. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana justru memperkirakan, IHSG
rawan terkoreksi dengan support 7.
192 dan resistance 7.
266. Dia mengatakan, investor masih akan mencermati pidato dari The Fed beserta perilisan data industri dan retail dari China.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.246, ASII, BBNI, TPIA Paling Banyak Net Buy Asing, Kamis (16/5) Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menyebut, IHSG diperkirakan akan kembali melemah ke kisaran
support 7.163–7.192. Adapun dalam skenario
bullish, IHSG berpeluang menembus
resistance di angka 7.285–7.298. Dalam prediksinya, arah pergerakan IHSG selanjutnya akan dipengaruhi data-data ekonomi luar negeri. Terdapat data izin mendirikan bangunan Amerika bulanan pada April.
Sedangkan dari China terdapat data produksi industri YoY pada April yang diperkirakan di level 5,6%, penjualan ritel YoY China pada April dengan perkiraan di angka 3,5%, dan investasi aset tetap YoY China pada April yang diperkirakan mencapai 4,7%, serta tingkat pengangguran Aril China diproyeksikan mencapai 5,2%. Mifathul merekomendasikan untuk
buy pada saham saham ASII dengan target harga Rp 4.820–Rp 4.900, ASSA berkisar di level Rp 870–Rp 890, dan BTPS di harga Rp 1.285–Rp 1.305, serta PGEO di harga Rp 1.345–Rp 1.370. Adapun Herditya mencermati saham-saham
SMRA dengan target harga Rp
590–Rp
610, TINS di level Rp
1.
025–Rp
1.
095, dan MAHA di harga 236–Rp
246 Sedangkan, Alrich menjagokan saham
PWON, CTRA, ASII, LSIP,
dan PGEO. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati