KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) berhasil menjebol level 7.200 pada Rabu (20/12). Pada perdagangan
intraday IHSG menyentuh titik tertinggi sepanjang 2023 di level 7.237,96. Sementara itu, IHSG menutup perdagangan Rabu (20/12) di level 7.219,67 atau menguat 0,44%. Angka ini merupakan posisi penutupan tertinggi sepanjang 2023. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan pergerakan IHSG saat ini sudah mencapai minimal target skenario terbaik yang diproyeksikan MNC Sekuritas di kisaran 7.100–7.200.
"Secara teknikal kami mencermati pergerakan IHSG masih berpeluang menguat dengan kecenderungan terbatas untuk uji area 7.260," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12).
Baca Juga: Sentimen Positif Bakal Mewarnai Reksadana Campuran pada 2024 Namun Herditya mengingatkan investor untuk waspada akan adanya pembalikan arah alias koreksi pada IHSG. Untuk itu investor bisa melakukan
trading buy lebih dulu pada saat seperti ini. "Saham-saham dari sektor bahan baku dasar dan keuangan masih menarik dicermati," tutur dia. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan lonjakan IHSG sejalan dengan penguatan bursa di Wall Street. "Ini karena pasar masih cukup optimistis dengan penurunan tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS) yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan," jelas dia.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Menguat 0,44%, Simak Proyeksi dan Rekomendasi Saham untuk Kamis (21/12) Kenaikan ini dipicu oleh komentar
dovish dari Jerome Powell, Ketua The Fed. Selain itu, kenaikan harga minyak mentah juga akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Vice President Tiger Warrior (Maybank Sekuritas) Doni Setiowibowo mengatakan secara teknikal dalam tiga bulan terakhir, IHSG memang berpotensi untuk menembus level 7.200. "Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi
window dressing dari investor dan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia soal keputusan suku bunga," kata Doni. Konsensus analis memproyeksikan Bank Indonesia (BI) masih akan menahan suku bunga. Namun Doni menilai BI berpotensi untuk menurunkan suku bunga, mengingat beberapa sentimen positif.
Baca Juga: IHSG Naik 0,44% ke 7.219 Pada Rabu (20/12), MDKA, TPIA, INKP Top Gainers LQ45 Salah satunya, tingkat inflasi yang masih terjaga di level 2,86% per November 2023. Menurutnya, ini membuka peluang BI untuk mengakselerasi ekonomi Indonesia.
Indonesia memiliki sentimen positif yaitu pemilihan umum (pemilu). Doni mengatakan secara historis gelaran pemilu akan berkontribusi 0,3% terhadap pertumbuhan ekonomi. "Kalau misalkan BI menurunkan suku bunga dalam RDG, ini akan menjadi kado tahun baru yang bagus bagi investor," ucapnya. Maybank Sekuritas memproyeksikan hingga akhir tahun ini, ada beberapa sektor yang berpotensi menjadi
outperformed, yakni perbankan, teknologi dan konsumer kecuali rokok. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati