KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 82,33 poin atau 1,26% ke posisi 6.443,35 pada perdagangan Kamis (28/2). Ini adalah penurunan IHSG di hari kedua setelah kemarin turun 0,23%. Analis Indo Premier Sekuritas Mino memprediksi, IHSG masih akan melanjutkan pelemahannya di level
support di 6.375 dan
resistance di 6.505 pada perdagangan Jumat (1/3). “Sentimen untuk IHSG besok masih terkait laporan keuangan emiten, nilai tukar rupiah dan harga komoditas serta belum tercapainya kata sepakat dalam pertemun antara Amerika Serikat dan Korea Utara,” ujar Mino kepada Kontan.co.id, Kamis (28/2).
Senada, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji memperkirakan, IHSG juga masih
bearish di kisaran 6.374,15-6.561,53. Nafan bilang, sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG besok relatif sama dengan hari ini, yakni terkait nilai tukar rupiah, pertemuan Presiden AS- Korea Utara, serta lesunya aktivitas manufaktur maupun non-manufaktur di Tiongkok. Meredanya optimisme terhadap hubungan perdagangan AS dengan Tiongkok akibat pernyataan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer masih akan menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG besok. Selain itu, sentimen lainnya adalah Krisis Kashmir yang menyebabkan para pelaku pasar memindahkan asetnya kepada instrumen yang bersifat
safe haven seperti emas, yen dan Swiss Franc. “Ditambah lagi, merespons antisipasi penurunan GDP AS, para pelaku pasar global akan mencermati pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di New York. Data inflasi di tanah air diprediksikan akan tetap stabil, sehingga diharapkan agar sentimen negatif dari eksternal tidak memberikan dampak yang sangat signifikan bagi pelemahan IHSG,” jelas Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (28/2). Sementara, analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi IHSG akan mengalami
technical rebound pada perdagangan Jumat (1/3) dengan
range 6.420 – 6.520. “Sentimen pasar masih belum berubah. Masih dari laporan keuangan. Ini akan jadi sentimen khusus pada saham yang membukukan laba saja,” ujar William kepada Kontan.co.id, Kamis (28/2). Di tengah posisi IHSG yang sedang tergerus, Mino menyarankan investor untuk melakukan
buy on weakness saham-saham seperti
UNVR,
RALS,
EXCL,
BBRI,
BBNI. Menurutnya, sentimen negatif yang mewarnai IHSG saat ini hanya bersifat sementara. “Bukan sesuatu yang sifatnya sistemik. Misal, kondisi menuju krisis. Secara umum kondisi ekonomi baik-baik saja. Resiko eksternal relatif sudah jauh mereda dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan,” ujar Mino. Nafan juga menilai, meskipun pergerakan IHSG mengalami penurunan, kondisi makroekonomi domestik masih tergolong stabil sehingga pelaku pasar masih tetap optimis.
“Sebenarnya, dengan posisi indeks yang mengalami koreksi seperti saat ini biasanya para pelaku pasar akan jeli melihat saham mana saja yang setidaknya secara pergerakan harga sudah dianggap murah untuk melakukan aksi buyback atau untuk melakukan aksi akumulasi beli,” ujar Nafan. Nafan merekomendasikan saham-saham yang defensif di tengah merosotnya posisi IHSG saat ini dan yang emitennya memiliki prospek positif untuk ke depannya, seperti
BMRI,
TLKM,
WSKT, dan
LSIP. Senada, William menyarankan investor untuk melakukan bargain hunting saat ini. “Kenapa harus takut, kalau saham yang dipilih yang kinerjanya bagus,” ujar William. William merekomendasikan
SIDO,
JPFA,
LEAD,
AKRA,
DMAS, dan
WIKA. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati