IHSG terkoreksi 0,15% tutup awal pekan ini



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi di tengah pasar regional yang sumringah di awal pekan, Senin (28/11). Mengacu data RTI, indeks berakhir di zona negatif 0,15% atau 7,532 poin ke level 5.114,572.

Ada 182 saham bergerak turun, 117 saham bergerak naik, dan 99 saham stagnan. Volume perdagangan hari ini 17,59 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,83 triliun.

Empat dari 10 indeks sektoral menyeret IHSG. Sektor konstruksi paling dalam pelemahannya 1,12%. Sedangkan, sektor aneka industri yang paling tinggi penguatannya 2,13%.


Aksi jual investor asing turut membebani pergerakan IHSG. Di pasar reguler, net sell asing Rp 309,344 miliar dan Rp 829,799 miliar keseluruhan perdagangan.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) turun 4,69% ke Rp 1.830, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) turun 4,51% ke Rp 2.330, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 4,21% ke Rp 10.475.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Semen Indonesia (Persero)Tbk (SMGR) naik 5,79% ke Rp 8.675, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) naik 4,96% ke Rp 15.350, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 4,83% ke Rp 1.735.

"Sentimen positif dari bursa saham di kawasan Asia belum cukup memberikan sentimen positif bagi bursa saham domestik, hal itu dikarenakan harga-harga komoditas yang belakangan menjadi penggerak utama harga saham di lantai BEI terlihat cenderung bergerak turun," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo dikutip dari Antara.

Ia menambahkan bahwa menjelang kenaikan suku bunga The Fed, kondisi rupiah yang terus melemah juga masih mejadi salah satu faktor negatif bagi pasar saham domestik, pelaku pasar cukup khawatir dengan kondisi itu.

"Kondisi itu diperburuk dengan kondisi politik yang masih relatif masih panas, yang membuat pelaku pasar semakin enggan untuk melakukan posisi," katanya.

Ke pekan tertinggi

Di sisi lain, bursa saham Asia menguat ke level tertinggi dalam tiga pekan karena menguatnya saham China dan ekuitas Jepang memperpanjang keuntungan terpanjang mereka sejak Juni 2015.

Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,8 % menjadi 136,84 pada pukul 04:23 sore di Hong Kong karena keuntungan dalam saham utilitas dan teknologi mengimbangi kerugian di produsen energi. 

Saham kereta api memimpin indeks saham Cina yang diperdagangkan di Hong Kong ke tujuh minggu tertinggi. Indeks Shanghai Composite mencapai level tertinggi sejak bulan Januari, karena data menunjukkan laba pada perusahaan industri di China dipercepat pada bulan lalu.  Indeks Topix Jepang menguat untuk hari ke-12 setelah perbankan mengalami reli.

Saham Asia-Pasifik memperpanjang penguatan setelah membukukan kenaikan mingguan pertama dalam bulan ini karena pelemahan yen mendorong keuntungan dalam ekuitas Jepang dan optimisme tumbuh bahwa ekonomi AS akan mampu mengatasi biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto