IHSG terkoreksi 0,22% tutup pekan ini



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah saat pasar regional menghijau di tengah potensi kenaikan suku bunga The Fed dan pemakzulan Presiden Korea Selatan. Mengacu data RTI, indeks ditutup turun 0,22% atau 11,709 poin ke level 5.390,677, Jumat (10/3).

Tercatat 173 saham bergerak turun, 131 saham bergerak naik, 100 saham stagnan. Volume perdagangan akhir pekan 10,92 miliar lot saham dengan nilai transakski mencapai Rp 5,21 triliun.

Tujuh dari 10 indeks sektoral menyeret IHSG ke zona merah. Sektor pertambangan berkontribusi besar terhadapa penurunan 2,15%. Sementara, industri dasar memimpin penguatan 0,41%.


Saham-saham yang top losers LQ45 antara lain; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 5,04% ke Rp 1.600, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 4,38% ke Rp 10.375, dan PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 2,02% ke Rp 388.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 4,83% ke Rp 1.735, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) naik 2,88% ke Rp 2.140, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) naik 1,89% ke Rp 9.425.

Menutup pekan ini, investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp 9,921 miliar. Di pasar reguler, beli bersih asing jauh lebih besar Rp 238,373 miliar.

Di sisi lain, bursa saham Asian naik tipis dengan dollar AS naik ke level tertinggi tujuh pekan terhadap yen hari ini. Menjelang rilis data non-farm payrolls yang bakal menentukan langkah The Fed menaikkan suku bunganya. 

Mengutip Reuters, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik 0,3%. Indeks Nikkei terbang 1,5% didukung dari pelemahan yen. 

Indeks Kospi Korea Selatan (Korsel) 0,3% dan won menguat sedikit setelah Mahkamah Konstitusi mengofirmasik impeachment parlemen terhadap Presiden Park Geun-hye atas skandal korupsi.

"Putusan hari ini akan membantu menghilangkan ketidakpastian pasar. Jika partai liberal, yang menekankan reformasi konglomerat, mengambil alih kekuasaan, ini akan memberikan tekanan pada saham seperti Samsung Electronics," kata Park Jung-Hoon, fund manager HDC Asset Management di Seoul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto