IHSG terkoreksi 0,31% sesi I akibat profit taking



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) loyo di tengah minimnya sentimen pada perdagangan sesi I, Selasa (6/6). Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,31% atau 17,925 poin ke level 5.730,310.

Tercatat 167 saham bergerak turun, 131 saham bergerak naik, dan 97 saham stagnan. Volume perdagangan 5,02 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,86 triliun.

Delapan dari 10 indeks sektoral membebani pergerakan IHSG. Sektor aneka industri paling dalam penurunannya 1,26%. Sementara, sektor pertambangan memimpin penguatan 1,34%.


Saham-saham top losers LQ45 antara lain; PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) turun 4,60% ke Rp 1.660, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 4,12% ke Rp 6.400, dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun 3,74% ke Rp 18.000.

Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,88% ke Rp 1.605, PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 3,43% ke Rp 3.320, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 3,23% ke Rp 11.175.

Aksi jual investor asing turut menyumbang pelemahan IHSG. Di pasar reguler, net sell asing Rp 194,444 miliar dan Rp 285,157 miliar keseluruhan market.

"Laju IHSG tertahan oleh sentimen negatif yang datang dari bursa saham di kawasan Asia yang bergerak melemah," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.

Ia mengatakan bahwa salah satu yang menjadi perhatian investor yakni pertemuan pejabat The Fed pada bulan ini mengenai ekspektasi kenaikan suku bunga AS.

The Fed akan mengadakan pertemuan pada 13-14 Juni mendatang, diperkirakan otoritas moneter AS itu akan menaikan suku bunga acuannya.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar melakukan aksi ambil untung dengan memanfaatkan penguatan saham-saham sebelumnya.

"Penguatan IHSG pada hari sebelumnya yang kurang didukung volume beli kembali diuji ketahanannya. Diharapkan sentimen dari kondisi makro global maupun domestik dapat memberikan sentimen positif untuk menjaga potensi kenaikan IHSG," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto