JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya. Selasa (1/7), IHSG ditutup pada level 4.884,83 atau naik 0,135 dari hari sebelumnya. Sementara, bursa Asia yang tercermin dalam indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3% ke level 146,22. Lanjar Nafi Taulat, analis Reliance Securities mengatakan IHSG mengalami penguatan di awal perdagangan lantaran merespon data PMI Manufacturing China. "Saham-saham pertambangan dan komoditas lainnya naik," katanya. Kemudian, market sempat tergoncang dengan data inflasi bulan Juni yang naik menjadi 0,43%, dari sebelumnya 0,16%. Namun, surplus neraca perdagangan sebesar US$ 70 juta membuat IHSG kembali menguat. Di akhir perdagangan, IHSG berhasil menguat dengan sentimen positif dari manufaktur Eropa. "Hal ini membuat saham di market diperhatikan asing," lanjut Lanjar. Alwy Assegaf, analis Universal Broker Indonesia mengatakan, data inflasi yang masih terkendali dan surplus neraca perdagangan meski tipis menjadi sentimen positif bagi IHSG. "Net buy asing sebesar Rp 530 miliar menandakan IHSG masih diperhatikan asing," ujarnya. Secara teknikal, Alwy menyebutkan IHSG sudah berada di MA10 dan berhasil tutup di atas resistance sebelumnya di 4.875. Indikator stochastic mengalami golden cross dan berpotensi naik. Analis Trimegah Securities, Gina Novrina Nasution mengatakan, setelah rilis inflasi dan neraca perdagangan, IHSG menunggu pemilihan presiden dan wakil presiden. Rabu (2/7), Gina menebak IHSG turun dan bergerak pada kisaran 4.863 - 4.896. Alwy memperkirakan IHSG naik dan bergerak pada rentang 4.845 - 4.900. Lanjar pun menduga IHSG naik dan bergerak pada kisaran 4.845 - 4.910.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
IHSG terpengaruh inflasi dan neraca perdagangan
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya. Selasa (1/7), IHSG ditutup pada level 4.884,83 atau naik 0,135 dari hari sebelumnya. Sementara, bursa Asia yang tercermin dalam indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3% ke level 146,22. Lanjar Nafi Taulat, analis Reliance Securities mengatakan IHSG mengalami penguatan di awal perdagangan lantaran merespon data PMI Manufacturing China. "Saham-saham pertambangan dan komoditas lainnya naik," katanya. Kemudian, market sempat tergoncang dengan data inflasi bulan Juni yang naik menjadi 0,43%, dari sebelumnya 0,16%. Namun, surplus neraca perdagangan sebesar US$ 70 juta membuat IHSG kembali menguat. Di akhir perdagangan, IHSG berhasil menguat dengan sentimen positif dari manufaktur Eropa. "Hal ini membuat saham di market diperhatikan asing," lanjut Lanjar. Alwy Assegaf, analis Universal Broker Indonesia mengatakan, data inflasi yang masih terkendali dan surplus neraca perdagangan meski tipis menjadi sentimen positif bagi IHSG. "Net buy asing sebesar Rp 530 miliar menandakan IHSG masih diperhatikan asing," ujarnya. Secara teknikal, Alwy menyebutkan IHSG sudah berada di MA10 dan berhasil tutup di atas resistance sebelumnya di 4.875. Indikator stochastic mengalami golden cross dan berpotensi naik. Analis Trimegah Securities, Gina Novrina Nasution mengatakan, setelah rilis inflasi dan neraca perdagangan, IHSG menunggu pemilihan presiden dan wakil presiden. Rabu (2/7), Gina menebak IHSG turun dan bergerak pada kisaran 4.863 - 4.896. Alwy memperkirakan IHSG naik dan bergerak pada rentang 4.845 - 4.900. Lanjar pun menduga IHSG naik dan bergerak pada kisaran 4.845 - 4.910.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News