IHSG tertekan, analis: sektor ritel bisa bertahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (6/5) tercatat menurun cukup dalam hingga 1,00% ke level 6.256. Sentimen negatif dari global dan domestik yang datang beriringan menjadi faktor kuat IHSG turun cukup dalam. Terutama dari pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang berencana manaikkan tarif impor Tiongkok.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee melihat, pergerakan IHSG sudah terus melemah dari akhir pekan kemarin. Salah satunya dikarenakan dengan rencana Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang berencana tidak akan menurunkan suku bunga acuan serta hasil kinerja emiten kuartal I 2019 yang belum sesuai dengan ekspektasi pasar.

“Ditambah, pada Minggu sore Trump mengancam akan menaikkan tarif impor Tiongkok dari 10% ke 25% sehingga pasar merespon negatif. Selain itu ada tekanan jual dari asing karena sell on May. Jika ada perang dagang maka ekonomi global akan melambat,” ujar Hans kepada Kontan.co.id, Senin (6/5).


Menurutnya, perang dagang akan memukul rata semua sektor secara umum, namun sektor yang bergantung dengan komoditas yang akan cenderung terpukul lebih dalam karena lambatnya ekonomi global akan membuat harga komoditas jadi melemah.

Di sisi lain, kondisi ini membuat nilai tukar menjadi melemah. Tercatat berdasarkan data RTI, rupiah sudah melemah 0,27% ke level Rp 14.293 per dollar AS pada perdagangan hari ini. Industri yang mengandalkan impor akan terdampak. “Yang bertahan adalah sektor konsumsi, ritel, mobil dan motor,” ujar Hans.

Menurutnya investor diharapkan dapat mencermati perkembangan yang ada. Pasalnya, perang dagang yang terjadi sekarang sifatnya hanya statement dan gertakan dari Donald Trump, belum tentu akan berdampak panjang.

Pihaknya masih merekomendasikan saham-saham yang masih akan kuat terdorong sentimen dari hari raya Lebaran adalah RALS (anggota indeks Kompas100), LPPF (anggota indeks Kompas100), MAPI (anggota indeks Kompas100) dan TLKM (anggota indeks Kompas100).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi