IHSG tertekan, intip saham-saham yang banyak diobral asing di sesi I, Senin (30/11)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di zona merah pada perdagangan sesi I setelah berhari-hari menguat. Pada perdagangan sesi I Senin (30/11) IHSG merosot 0,60% atau turun 34.904 poin ke level 5.748.431.

Mengutip data RTI, IHSG dibuka di zona merah dan sempat masuk ke zona hijau namun tak berlangsung lama kembali tertekan ke zona merah hingga istirahat makan siang. 

Tujuh dari 10 sektor tertekan yakni sektor infrastruktur turun paling dalam 2,10%, sektor aneka industri merosot 1,96%, sektor barang-barang konsumsi terpangkas 1,10% dan sektor manufaktur tertekan 1,07%. Sementara itu ada tiga sektor yang menguat yakni sektor agriculture naik 4,13%, sektor tambang naik 2,37% dan sektor konstruksi bertambah 0,84%.


Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,60% pada sesi I, net sell asing Rp 965,313 miliar

Total volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di sesi I mencapai 15,31 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 9,94 triliun. Sebanyak 268 saham turun, 185 saham menguat dan 165 saham stagnan.  Investor asing membukukan net sell di seluruh pasar sebesar Rp 965,31 miliar.

Asing paling banyak melego saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 259,9 miliar. Saham TLKM pun tertekan 3,47% ke Rp 3.340 per saham. Volume perdagangan saham TLKM mencapai 174,5 juta dengan nilai transaksi Rp 568,9 miliar.

Asing juga mengobral saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 92 miliar. Saham BBRI turun tipis 0,94% ke Rp 4.230 per saham. Total volume perdagangan saham BBRI mencapai 70,4 juta dengan nilai transaksi RP 298,4 miliar.

Baca Juga: IHSG menuju level 6.000, simak rekomendasi saham Samuel Sekuritas untuk Senin (30/11)

Asing juga melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 87 miliar. Saham BBCA pun turun tipis 0,23% ke Rp 31.850 per saham. Volume perdagangan saham BBCA mencapai 9,2 juta dengan nilai transaksi Rp 295,4 miliar.

Berikut 10 saham paling banyak dilego asing pada perdagangan sesi I Senin:

Editor: Noverius Laoli