IHSG Turun 0,28% Hari Ini (11/11), Simak Proyeksi Untuk Perdagangan Esok (12/11)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,28% atau 20,73 poin ke 7.266,46 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/11).

Delapan indeks sektoral menahan IHSG di zona merah. Sektor properti dan real estat terjun 1,83%. Sektor perindustrian terpangkas 1,63%. Sektor kesehatan anjlok 1,31%. Sektor transportasi dan logistik merosot 1,04%. Sektor infrastruktur turun 0,99%. Sektor barang konsumsi nonprimer tergerus 0,98%. Sektor keuangan melemah 0,63%. Sektor barang konsumsi primer turun 0,28%.

Sedangkan tiga sektor justru melaju. Sektor teknologi melonjak 2,85%. Sektor energi menanjak 0,42%. Sektor barang baku naik 0,06%.


Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat, IHSG memang mengalami pelemahan di perdagangan hari ini, tetapi sudah mulai terbatas

“Pelemahan IHSG hari ini mulai terbatas, terlihat dari indikasi jenuh dari aksi jual para investor,” ujar William kepada Kontan.co.id, Senin (11/11).

Baca Juga: Net Sell Asing Tembus Rp 1,53 Triliun Saat IHSG Turun 0,28% ke 7.266 Hari Ini (11/11)

Alhasil, IHSG diproyeksikan akan berpotensi menguat pada perdagangan dalam kisaran 7.200-7.315 pada perdagangan Selasa (12/11).

William menyarankan investor untuk trading buy saham DSNG, LSIP, PNBN, dan PTRO esok hari.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan IHSG hari ini tertekan oleh kinerja para emiten-emiten big caps yang selama sepekan belakangan ini dijual asing sampai sebesar Rp 4,5 triliun. 

“Koreksi dari IHSG ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti adanya stimulus ekonomi China dan kebijakan Trump yang tampaknya akan menekan negara-negara emerging markets,” ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Senin (11/11).

Untuk besok, Herditya memperkirakan pergerakan IHSG berpeluang menguat terbatas dengan support 7.204 dan resistance 7.302 untuk perdagangan esok (12/11).

“Kami perkirakan IHSG esok hari berpeluang terjadi technical rebound,” tuturnya.

Baca Juga: Dana Asing Hengkang pada Pekan Pertama November, Awas Tren Outflow Jangka Pendek

Herditya menyarankan investor untuk mencermati saham ULTJ dengan target harga Rp 1.725-Rp 1.755 per saham, ASII Rp 5.000-Rp 5.050 per saham, dan BREN Rp 7.525-Rp 7.650 per saham.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang melihat, IHSG kemungkinan akan berpotensi uji resistance di level 7.300 pada perdagangan esok (12/11) yang disebabkan oleh beberapa sentimen pendukung.

Dari pasar global, pasar menantikan rilis data Consumer Inflation Expectations bulan Oktober 2024 di Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan rilis pada Selasa esok dan diperkirakan stabil di level 3%. 

Dari kawasan Eropa, pasar menantikan rilis data tingkat inflasi di Jerman pada bulan Oktober 2024 yang diperkirakan meningkat ke level 2%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbaikan tingkat konsumsi domestik.

“Di waktu yang sama, terdapat rilis data tingkat pengangguran bulan September 2024 di Inggris yang diperkirakan meningkat ke level 4,1% dari 4% di Agustus 2024,” ujarnya kepada Kontan, Senin (11/11).

Baca Juga: IHSG Turun 0,28% ke 7.266 pada Senin (11/11), UNTR, SMRA, ARTO Top Losers LQ45

Dari sisi regional, data-data ekonomi yang akan rilis di Selasa (12/11) relatif minim. Sementara, dari pasar domestik, pasar menantikan rilis data penjualan retail bulan September 2024 yang dijadwalkan rilis di Selasa (12/11).

“Diperkirakan penjualan retail mengalami penurunan ke level 2,5% year on year (YoY) di September 2024, dari 5,8% YoY di Agustus 2024,” paparnya.

Untuk besok, Alrich memperkirakan IHSG akan bergerak dengan level support 7.200 dan resistance 7.300, dengan pivot di level 7.250. Alrich pun menyarankan investor untuk memperhatikan saham INDY, EMTK, TOBA, JPFA, dan PWON.

Selanjutnya: UPDATE Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang: 1 Orang Meninggal, 22 Luka

Menarik Dibaca: 3 Siklon Tropis Kepung Indonesia, Waspada Cuaca Hujan Lebat di Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati