KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun 1,19% atau 85,89 ke 7.114,26 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/11). Dalam sepekan, IHSG turun 0,37%.
VP Marketing, Strategy, and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi mengungkapkan bahwa IHSG yang melemah 1,13% dalam sepekan terakhir, dengan catatan
net sell sebesar Rp 3,9 triliun di seluruh perdagangan.
Saham sektor perbankan mendominasi penjualan oleh investor asing, antara lain PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar Rp 2,1 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp 278 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 185 miliar.
Baca Juga: IHSG Tumbang 1,19% ke 7.114, Jumat (29/11), ADRO, MDKA, BMRI Top Losers LQ45 Audi menilai bahwa sikap The Federal Reserve (The Fed) yang cenderung lebih konservatif terkait pemangkasan suku bunga
Federal Funds Rate (FFR), seperti yang disampaikan dalam risalah
Federal Open Market Committee (FOMC) November 2024 menciptakan ketidakpastian atas proyeksi target suku bunga oleh pasar.
"Hal ini menimbulkan ketidakpastian atas target suku bunga oleh pasar sehingga menjadi sentimen negatif," kata Audi kepada Kontan, Jumat (29/11).
Audi memproyeksikan pergerakan IHSG Senin (2/12) kembali melemah dalam rentang level
support 7.060 dan
resistance 7.174 dengan indikator MACD menunjukkan pelemahan dan berpotensi terjadi deathcross, sementara RSI menunjukkan pelemahan.
Baca Juga: Memerah pada Jumat (29/11), Cek Harga Saham ADRO, GOTO, dan BBRI di Bursa Akhir Bulan Dari dalam negeri pasar menantikan rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur. Jika masih dalam level kontraksi, maka akan menjadi penekan pasar seiring dengan daya beli yang masih melemah.
Selain itu, rilis data inflasi juga diperkirakan kembali tumbuh melambat menjadi 1,6% yoy, sehingga kekhawatiran pelemahan daya beli semakin meningkat.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan pergerakan IHSG dalam sepekan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen.
Pertama, masih adanya aliran dana keluar (
outflow), yang selama sepekan terakhir mencapai Rp 3,5 triliun (per data 28/11).
"
Kedua, prediksi nada
hawkish dari The Fed, dengan perkiraan bahwa suku bunga acuan akan tetap dipertahankan," kata Herditya kepada Kontan, Jumat (29/11).
Ketiga, pembagian dividen jumbo oleh ADRO yang diperkirakan memberikan tekanan pada pergerakan IHSG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih