IHSG Turun 0,87% ke Level 6.862,5 pada Sesi I Rabu (28/12)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengekor jejak bursa regional yang memerah pada perdagangan sesi pertama, Rabu (28/12). Mengutip RTI, indeks terkoreksi 0,87% atau 60,438 poin ke level 6.862,589.

Tercatat 333 saham turun, 177 saham naik, dan 176 saham stagnan. Total volume 10,9 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 4,8 triliun.

Sebanyak 10 indeks sektoral membebani langkah IHSG. Tiga sektor dengan penurunan terdalam yakni; IDX-NonCyc 1,14%, IDX-Health 0,97%, dan IDX-Energy 0,97%.


Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,19% pada Awal Perdagangan Rabu (28/12)

Saham-saham top losers LQ45:

- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turun 4,61% ke Rp 2.690

- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turun 3,90% ke Rp 1.355

- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turun 3,35% ke Rp 1.010

Saham-saham top gainers LQ45:

- PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 1,38% ke Rp 735

- PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 0,94% ke Rp 2.150

- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) naik 0,93% ke Rp 1.085

Baca Juga: IHSG Rawan Koreksi pada Rabu (28/12), Cek Rekomendasi Saham ICBP, INDY, SRTG dan PTBA

Bursa Asia-Pasifik sebagian besar jatuh setelah kerugian Wall Street semalam. Investor menimbang tantangan ekonomi pada tahun 2023.

Indeks Hang Seng Hong Kong menambahkan 2,43% setelah liburan akhir pekan. Investor mencerna pengumuman China untuk membatalkan persyaratan karantina bagi para pelancong.

Di China daratan, Shanghai Composite turun sedikit dan Shenzhen Component turun 0,72%. Yuansedikit berubah dan terakhir berdiri di 6,9689 melawan dolar AS.

Di Korea Selatan, Kospi turun 2,01% karena saham pembuat chip kelas berat dan produsen baterai menghargai efek ex-dividen, yang pemegang sahamnya tidak berhak atas pembayaran tahunan untuk tahun depan. S&P/ASX 200 Australia turun 0,15% setelah melepaskan kenaikan sebelumnya.

Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,59% dan Topix turun 0,28%. Bank of Japan merilis ringkasan opini dari pertemuan kebijakan moneter yang diadakan minggu lalu. Di mana secara tak terduga memperluas kisaran target imbal hasil obligasi pemerintah Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto