IHSG turun 1,37%, analis prediksi pelemahan berlanjut besok, Jumat (16/10)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,37% ke level 5.150,15 pada Kamis (15/10). Padahal, selama delapan hari perdagangan berturut-turut, mulai Senin (5/10) hingga Rabu (14/10), IHSG selalu berakhir di zona hijau dengan akumulasi kenaikan 4,87% sehingga membawa IHSG naik ke 5.176,1.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, pelemahan IHSG yang terjadi hari ini didorong oleh sektor keuangan yang tercatat -1,86% dan properti -1,63%. 

"Pergerakan dibayangi faktor global, yakni ketidakpastian dari stimulus lanjutan Amerika Serikat," ucap Dennies dalam risetnya, Kamis (15/10).


Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menganggap wajar penurunan IHSG hari ini. "Secara teknikal, IHSG memang sudah berada di akhir penguatannya dan rentan terkoreksi. Di sisi lain, mayoritas bursa global juga melemah pada hari ini," kata Herditya saat dihubungi Kontan.co.id.

Baca Juga: IHSG melorot 1,37% ke 5.105 pada Kamis (15/10), asing catat net buy Rp 23,38 miliar

Untuk perdagangan akhir pekan, Jumat (16/10), Herditya memperkirakan koreksi lanjutan IHSG dengan support di level 5.050 dan resistance di 5.160. Menurut dia, investor bisa mencermati saham-saham batubara, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) karena secara teknikal masih berada di awal penguatan.

Dennies juga memprediksi, IHSG akan kembali terkoreksi pada esok hari. Support 1 IHSG diperkirakan berada di level 5.079, support 2 di 5.054, resistance 1 di 5.156, dan resistance 2 di 5.208.

Secara teknikal, saat ini stochastic melebar setelah membentuk deadcross di area jenuh beli yang mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan. 

"Investor masih akan terus mencermati kelanjutan prospek stimulus dari Amerika Serikat. Sementara dari dalam negeri, IHSG dibayangi oleh kembali tingginya kasus harian Covid-19," tutur Dennies.

Selanjutnya: Bursa Asia melempem, tertekan sejumlah katalis negatif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi