IHSG Turun Akibat Omicron, Bagaimana Proyeksi Hingga Akhir Tahun?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke 6.654,59. Sayangnya, setelah pengumuman varian omicron masuk di Indonesia IHSG ditutup turun 0,47% atau 31,46 poin ke 6.594,80 pada akhir perdagangan Kamis (16/12).

Bersamaan pelemahan IHSG, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 532,56 miliar di pasar regular dan Rp 735,15 miliar di semua pasar.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, penurunan IHSG yang terjadi dengan masuknya varian omicron lebih landai dibandingkan saat varian delta masuk ke Indonesia.


Terjadinya hal itu dia nilai lantaran Indonesia sudah lebih siap dengan pengalaman kemarin dan juga belum ada tanda-tanda pembatasan kegiatan aktivitas masyarakat.

Baca Juga: IHSG Hari Ini Terkoreksi Akibat Omicron, Bagaimana Proyeksi untuk Jumat (16/12)?

"Karena yang sebenarnya ditakutkan investor itu jika omicron menyebar akan terjadi pembatasan aktivitas masyarakat karena itu akan menghambat pertumbuhan ekonomi kembali," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/12).

Selain itu, penanganan kesehatan di Indonesia juga lebih baik. Juga, Wawan bilang pemerintah di tahun depan sudah mulai vaksin untuk anak-anak sehingga ia melihat positif.

Untuk IHSG, ia memprediksi jika mengalami penurunan tidak akan lama. Seperti halnya saat delta pertama kali masuk penurunan IHSG juga tidak terlalu lama.

Karenanya, dia masih optimis IHSG masih bisa menguat. Wawan melihat penguatan IHSG akan didorong dari adanya window dressing sehingga ia memproyeksikan IHSG bisa kembali ke level 6.600.

"Bahkan, jika penyebarannya dapat dikontrol bisa mencapai 6.700," sebutnya.

Baca Juga: IHSG Turun 0,47% Pada Kamis (16/12), Net Sell Asing Mencapai Rp 735 Miliar

Dengan kondisi saat ini, Infovesta Utama menilai saham-saham yang akan terdampak positif dari sektor telekomunikasi, khususnya tower dan juga sektor kesehatan. Sementara, sektor yang mampu bertahan dari sektor keuangan. Menurutnya, di tengah pandemi nilai transaksi di bank masih cukup baik.

Sementara sektor yang akan terpukul dari transportasi dan juga pariwisata. Hanya saja, ia masih menilai jatuhnya tidak akan terlalu dalam berangkat dari pengalaman yang sudah ada sehingga antisipasi sudah lebih siap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi