KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun 0,50% ke level 6.109,17 pada perdagangan Rabu (27/1). Koreksi ini membuat IHSG ditutup di zona merah dalam lima hari berturut-turut. Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, penurunan IHSG hari ini dipengaruhi oleh sentimen rebalancing beberapa indeks serta berlanjutnya aksi jual investor pada beberapa saham. Sebut saja saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) yang minus 7% ke level Rp 930 per saham, PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) -6,95% menjadi Rp 2.810, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) -6,50% ke Rp 5.750 per saham.
Meskipun begitu, Mino memperkirakan, IHSG berpeluang rebound dengan support di level 6.060 dan resistance di 6.190 pada perdagangan Kamis (28/1). "Hal ini seiring dengan adanya peluang aksi beli investor, mengingat posisi indeks yang sudah hampir mengalami jenuh jual," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/1). Di sisi lain, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memprediksi, IHSG berpotensi
sideways cenderung turun pada perdagangan esok hari. Menurut dia, IHSG akan bergerak dengan support di level 6.050 dan resistance di 6.260.
Baca Juga: IHSG melemah 0,50% ke 6.109 pada perdagangan Rabu (27/1), asing lego BBCA, BBRI, UNTR Secara teknikal, terbentuknya pola
hammer pada
oversold area mengindikasikan potensi
rebound teknikal. Akan tetapi, pelebaran slope MACD mengindikasikan masih adanya tekanan jual pada IHSG. Di samping itu, IHSG juga masih dibayangi sikap
wait and see pelaku pasar jelang pengumuman data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan data terbaru sektor ketenagakerjaan AS pada Kamis (28/1) malam. "Sentimen eksternal lain berasal dari penyampaian kebijakan suku bunga acuan The Fed dan konferensi pers Kepala The Fed Jerome Powell pada Kamis (28/1) dini hari (WIB)," tutur Valdy.
Sementara itu, dari dalam negeri, pelaku pasar masih mengantisipasi data inflasi bulan Januari 2021 yang dijadwalkan rilis awal pekan depan, Senin (1/2). Dengan mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, Valdy menyarankan investor untuk mencermati saham-saham berkapitalisasi pasar besar alias
bluechip. Sebut saja PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI), PT Astra Internasional Tbk (
ASII), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (
WIKA), dan PT PP (Persero) Tbk (
PTPP). Sementara Mino menyarankan investor untuk memperhatikan pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (
WSKT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi