KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada sesi satu perdagangan Kamis (12/9). Pada awal perdagangan sesi II, IHSG turun makin dalam. Pukul 13.54 WIB, IHSG turun 27,34 poin atau 0,43% ke 6.354. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilanus Nico Demus mengatakan, IHSG yang bergerak melemah ini berlawanan arah dengan pergerakan indeks lain di pasar saham Asia. Naiknya bursa Asia kali ini ditopang oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan menunda kenaikan tarif tambahan bagi barang impor China, dari 1 Oktober 2019 menjadi 15 Oktober 2019. Keputusan tersebut dilakukan oleh Trump guna menghormati perayaan HUT China yang ke-70 pada tanggal 1 Oktober. Menurut Nico, pernyataan Trump lewat media sosial miliknya kali ini menurunkan tensi yang terus meninggi sejak negosiasi perang dagang berlangsung. "Kami melihat kebijakan tersebut kali ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Tekanan yang selama ini diberikan oleh AS terhadap perusahaan China berpotensi mereda," ucap dia dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9).
IHSG turun pada sesi satu perdagangan, ini penyebabnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada sesi satu perdagangan Kamis (12/9). Pada awal perdagangan sesi II, IHSG turun makin dalam. Pukul 13.54 WIB, IHSG turun 27,34 poin atau 0,43% ke 6.354. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilanus Nico Demus mengatakan, IHSG yang bergerak melemah ini berlawanan arah dengan pergerakan indeks lain di pasar saham Asia. Naiknya bursa Asia kali ini ditopang oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan menunda kenaikan tarif tambahan bagi barang impor China, dari 1 Oktober 2019 menjadi 15 Oktober 2019. Keputusan tersebut dilakukan oleh Trump guna menghormati perayaan HUT China yang ke-70 pada tanggal 1 Oktober. Menurut Nico, pernyataan Trump lewat media sosial miliknya kali ini menurunkan tensi yang terus meninggi sejak negosiasi perang dagang berlangsung. "Kami melihat kebijakan tersebut kali ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Tekanan yang selama ini diberikan oleh AS terhadap perusahaan China berpotensi mereda," ucap dia dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9).