JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di tengah pelemahan pasar regional terseret harga minyak, Senin (31/10). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,23% atau 12,273 poin ke level 5.422,542. Ada 168 saham bergerak naik, 158 saham bergerak turun, dan 86 saham stagnan. Pada perdagangan awal pekan ini melibatkan 16,20 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,57 triliun. Enam indeks sektoral menopa laju IHSG. Sektor pertambangan naik 1,15%, perdagangan naik 1,10%, dan konstruksi naik 0,82%.
Sementara, industri dasar turun 0,81%, barang konsumsi turun 0,17%, manufaktur turun 0,16%, dan infrastruktur turun 0,10%. Meski bergerak di zona positif, pasar diselimuti aksi jual investor asing. Di pasar reguler, net buy asing Rp 137,533 miliar dan Rp 148,715 miliar keseluruhan perdagangan. Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT AKR Corporinto Tbk (AKRA) naik 5,19% ke Rp 7.100, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 3,66% ke Rp 850, dan PT Aneka Tambang (Pesero) Tbk (ANTM) naik 3,47% ke Rp 895. Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 2,65% ke Rp 1.650, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) turun 2,65% ke Rp 2.570, dan PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 2,16% ke Rp 454. Harga minyak Sementara itu, bursa saham Asia bersiap untuk penurunan bulanan terendahnya sejak Mei akibat jatuhnya harga minyak. Di samping itu, tekanan datang dari munculnya kecemasan investor terhadap pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pekan depan. Mengacu Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% pada Oktober, bersiap untuk menghentikan kenaikan tiga bulannya. Sebagian besar saham turun pada Senin ini bahkan disaat indeks dalam mata uang dollar naik 0,3% pada 16:10 di Hong Kong. Indeks Topix Jepang membalikkan kerugian di menit akhir perdagangan, sementara saham energi Asia jatuh setelah produsen minyak mentah terbesar di dunia gagal menyepakati pemangkasan pasokan.
Beberapa jajak pendapat menunjukkan bahwa suara yang memimpin dari Hilary Clinton atas Donald Trump mengecil setelah FBI mengatakan mereka akan membuka kembali penyelidikan atas penggunaan e-mailnya. Selanjutnya, minyak mentah turun 0,4% ke level US$48,50 per barel. OPEC mengakhiri pertemuan akhir pekan lalu tanpa kesepakatan pembatasan kuota. Minyak berfluktuasi US$ 50 di tengah ketidakpastian tentang apakah OPEC dapat menerapkan pemotongan pasokan pertama dalam delapan tahun pada pertemuan resmi November. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto