KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) meneken perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi bersama dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI) untuk pengembangan Pelabuhan Anggrek - Gorontalo senilai Rp500 miliar. Dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pada Senin (25/7). Dalam perjanjian pinjaman keduanya, IIF dan BNI memberikan kontribusi yang sama sebesar Rp250 miliar dari seluruh biaya dibutuhkan senilai Rp 1,4 triliun dalam pengembangannya. Penandatanganan turut dihadiri Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Ia mengatakan perolehan pembiayaan ini sangat berarti dalam mengurangi beban negara dalam membiayai pembangunan infrastruktur, terutama pengembangan pelabuhan di kawasan Timur. Sejalan dengan proyek tersebut, Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah pun mengungkapkan proyek ini bisa bermanfaat di berbagai sektor di Provinsi Gorontalo. Baca Juga: Damri Hadirkan Layanan Angkutan Rute Bandara Komodo-Labuan Bajo “Kami berharap dengan adanya proyek Pelabuhan Anggrek-Gorontalo yang merupakan proyek pelabuhan KPBU brownfield pertama di Indonesia, dapat mendukung kegiatan industri, perdagangan, distribusi dan produksi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam keterangannya. Sejalan dengan itu, Direktur Pelaksana dan Investasi IIF Idhan Harahap terus berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia. "Ke depan proyek ini bisa berjalan secara efektif dan efisien, agar bisa meningkatkan konektivitas logistik Gorontalo, menciptakan daya saing Indonesia dan memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat Gorontalo dan sekitarnya,” jelasnya. Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmat Gobel pun menunjukkan rasa syukurnya atas terwujudnya proyek ini yang sebetulnya telah lama didambakan oleh masyarakat Gorontalo. "Mewakili masyarakat Gorontalo saya berterima kasih kepada pemerintah pusat dan para pemberi pembiayaan. Meskipun melalui proses panjang karena kapasitas yang ada selama ini sudah tidak mendukung, sehingga arus barang ke Gorontalo menjadi tidak lancar, menyebabkan inflasi relatif tinggi dan membebani perekonomian, dan menurunkan daya saing Gorontalo,” kata Rachmat. Ia pun berharap realisasi pengembangan proyek ini bisa memperkuat ekosistem pembangunan ekonomi bagi masyarakat Gorontalo yang bisa menjadi tujuan investasi. Dan seterusnya, diharapkan ini bisa terus berkembang lewat kerja sama antara semua stake holder mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat, dan akademisi. Terwujudnya proyek tidak terlepas dari Social and Environmental Due Diligence yang IIF selalu terapkan pada setiap proyek yang dibiayai. Sehingga proyek ini telah diakui kekhalayakan sosial dan lingkungannya. Harapannya, ini dapat meningkatkan aktifitas ekonomi di Gorontalo sehingga mengembangkan daerah yang termasuk terdepan, terpencil dan terluar. Pelabuhan Anggrek - Gorontalo telah beroperasi sejak tahun 2000 di bawah Kantor Kantor Unit Penyelenggara Kelas II Pelabuhan Anggrek Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Sejak 28 September 2021 pengelolaan pelabuhan Anggrek resmi diserah terimakan ke PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT), sebagai Badan Usaha Pelaksana sebagai tindak lanjut hasil lelang proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan dan layanan konsultasi infrastruktur yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF sebagai pionir dan katalisator dalam pembiayaan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, yang menerapkan prinsip-prinsip sosial dan lingkungan untuk membantu klien dalam mengidentifikasi potensi risiko sosial dan lingkungan serta memitigasi dampak terkait.
IIF Bersama BNI Fasilitasi Pinjaman Sindikasi untuk Proyek Pelabuhan Gorontalo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) meneken perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi bersama dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI) untuk pengembangan Pelabuhan Anggrek - Gorontalo senilai Rp500 miliar. Dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pada Senin (25/7). Dalam perjanjian pinjaman keduanya, IIF dan BNI memberikan kontribusi yang sama sebesar Rp250 miliar dari seluruh biaya dibutuhkan senilai Rp 1,4 triliun dalam pengembangannya. Penandatanganan turut dihadiri Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Ia mengatakan perolehan pembiayaan ini sangat berarti dalam mengurangi beban negara dalam membiayai pembangunan infrastruktur, terutama pengembangan pelabuhan di kawasan Timur. Sejalan dengan proyek tersebut, Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah pun mengungkapkan proyek ini bisa bermanfaat di berbagai sektor di Provinsi Gorontalo. Baca Juga: Damri Hadirkan Layanan Angkutan Rute Bandara Komodo-Labuan Bajo “Kami berharap dengan adanya proyek Pelabuhan Anggrek-Gorontalo yang merupakan proyek pelabuhan KPBU brownfield pertama di Indonesia, dapat mendukung kegiatan industri, perdagangan, distribusi dan produksi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam keterangannya. Sejalan dengan itu, Direktur Pelaksana dan Investasi IIF Idhan Harahap terus berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia. "Ke depan proyek ini bisa berjalan secara efektif dan efisien, agar bisa meningkatkan konektivitas logistik Gorontalo, menciptakan daya saing Indonesia dan memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat Gorontalo dan sekitarnya,” jelasnya. Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmat Gobel pun menunjukkan rasa syukurnya atas terwujudnya proyek ini yang sebetulnya telah lama didambakan oleh masyarakat Gorontalo. "Mewakili masyarakat Gorontalo saya berterima kasih kepada pemerintah pusat dan para pemberi pembiayaan. Meskipun melalui proses panjang karena kapasitas yang ada selama ini sudah tidak mendukung, sehingga arus barang ke Gorontalo menjadi tidak lancar, menyebabkan inflasi relatif tinggi dan membebani perekonomian, dan menurunkan daya saing Gorontalo,” kata Rachmat. Ia pun berharap realisasi pengembangan proyek ini bisa memperkuat ekosistem pembangunan ekonomi bagi masyarakat Gorontalo yang bisa menjadi tujuan investasi. Dan seterusnya, diharapkan ini bisa terus berkembang lewat kerja sama antara semua stake holder mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat, dan akademisi. Terwujudnya proyek tidak terlepas dari Social and Environmental Due Diligence yang IIF selalu terapkan pada setiap proyek yang dibiayai. Sehingga proyek ini telah diakui kekhalayakan sosial dan lingkungannya. Harapannya, ini dapat meningkatkan aktifitas ekonomi di Gorontalo sehingga mengembangkan daerah yang termasuk terdepan, terpencil dan terluar. Pelabuhan Anggrek - Gorontalo telah beroperasi sejak tahun 2000 di bawah Kantor Kantor Unit Penyelenggara Kelas II Pelabuhan Anggrek Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Sejak 28 September 2021 pengelolaan pelabuhan Anggrek resmi diserah terimakan ke PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT), sebagai Badan Usaha Pelaksana sebagai tindak lanjut hasil lelang proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan dan layanan konsultasi infrastruktur yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF sebagai pionir dan katalisator dalam pembiayaan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, yang menerapkan prinsip-prinsip sosial dan lingkungan untuk membantu klien dalam mengidentifikasi potensi risiko sosial dan lingkungan serta memitigasi dampak terkait.