JAKARTA. Perusahaan perikanan, PT Inti Agri Resources Tbk berencana memecah jumlah saham (stock split). Manajemen sudah mendapatkan restu melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Jakarta, Selasa (25/4). Emiten dengan kode IIKP tersebut, sepakat mematok besaran rasio stock split sebesar 1:10. Artinya, harga saham IIKP akan menjadi 10 kali lebih kecil, namun memiliki jumlah yang semakin banyak. Sampai dengan penutupan perdagangan Selasa (25/4), harga saham IIKP berada di level 2.400. Saat ini, jumlah saham IIKP sekitar 88,31% beredar di publik, 5,27% dimiliki oleh PT Atria Axes Management, dan 6,42% dimiliki oleh PT Maxima Agro Industri. Setelah stock split, jumlah saham beredar IIKP menjadi 33,6 miliar lembar.
"Supaya likuid, dan dengan harapan investor yang kecil akan masuk. Sehingga pemegang saham makin banyak," terang Akbar, Sekretaris Perusahaan PT Inti Agri Resources Tbk usai RUPSLB di Jakarta, Selasa (25/4). Langkah untuk melakukan stock split dipilih IIKP agar perdagangan saham emiten ini bisa lebih ramai. Selain lewat aksi tersebut, tahun ini IIKP juga berencana untuk meningkatkan jumlah pengirimsan produk perikanan. Bisnis utama Inti Agri diantaranya berupa penjualan ikan arwana dan hasil olahan rajungan. Susanti Hidayat, Direktur Utama IIKP menyatakan permintaan ikan arwana masih cukup besar. Penjualan ikan ini, hampir 80% dijual ke luar negeri dengan cakupan wilayah Asia seperti negara China, Jepang, Thailand, dan Filipina. "China market terbesar, menyumbang 60% dari total ekspor," ujar Susanti Hidayat, Direktur Utama IIKP. Pasar Amerika belum menerima penjualan arwana Indonesia. Sehingga penjualannya banyak terserap di Asia. Namun, untuk produk olahan rajungan 100% terserap di market Amerika. Dalam sebulan, IIKP bisa mengirim 3-4 kontainer produk olahan rajungan. "Targetnya kuartal pertama ini, bisa menjual 5 kontainer," imbuhnya. Sedangkan untuk penjualan ikan arwana, tahun lalu dalam sebulan berkisar 550 ekor ikan. Sedangkan pada kuartal 1-2017, kini meningkat menjadi 600 ekor ikan. Pihaknya biasa menjual arwana berumur 4 bulan dengan ukuran 15 cm. "Kami inginnya menjual banyak, tapi tergantung dari alam dan musim," imbuhnya. Tahun 2016, emiten ini menganggarkan capex sekitar Rp 500 juta. Namun, sayang untuk tahun ini, manajemen belum dapat menyampaikan. Target perusahaan tahun ini, yakni meningkatkan jumlah produk terjual.
Sementara terkait dengan aksi
stock split, Bima Setiaji Analis NH Korindo Securities menyatakan aksi tersebut akan meningkatkan likuiditas saham emiten di pasar modal. Dia menyatakan, dengan
stock split, berpotensi dalam meningkatkan volume transaksi dari emiten tersebut. Dia mengambil contoh emiten HMSP atau PT HM Sampoerna Tbk. Apalagi, menurutnya, saat ini asing melakukan akumulasi
net buy kan, sehingga keputusan melakukan
stock split diharapkan bisa semakin meningkatkan jumlah penanam modal asing di emiten tersebut. "Di sisi lain,
stock split juga dilakukan untuk mendorong investor ritel di dalam negeri. Alasannya adalah pemain ritel bisa dengan mudah dan lebih murah membeli saham emiten tersebut," ujar Bima kepada KONTAN. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto