IK-CEPA gratiskan 11.687 pos tarif Indonesia



KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Kementerian Perdagangan mendorong pemanfaatan perjanjian kerja sama ekonomi komperhensif Indonesia Korea (IK-CEPA). Hal itu melihat potensi besar perjanjian tersebut untuk meningkatkan ekspor Indonesia. 

Adanya perjanjian tersebut akan meningkatkan daya saing produk Indonesia. "Gratis masuknya produk kita ke Korea, ada 11.687 pos tarif yang masuk ke Korea gratis," ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga saat sosialisasi IK-CEPA di Jawa Timur, Selasa (7/12).

Angka pos tarif yang digratiskan mencapai 95,5% pos tarif yang lebuh besar 5,5% dari pos tarif yang gratis dalam perjanjian perdagangan bebas ASEAN Korea (AKFTA). Sementara pos tarif impor yang dibuka Indonesia sebesar 92,06%.


Jerry bilang pemanfaatan perjanjian dagang menjadi penting. Saat ini terdapat 23 perjanjian dagang yang telah diselesaikan Indonesia dengan berbagai negara di seluruh dunia. "Membuat kita menjadi negara yang bisa memanfaatkan perjanjian dagang di seluruh dunia," terangnya.

Baca Juga: HIPPI DKI Jakarta sambut baik pembatalan PPKM Level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru

Sebagai informasi, saat ini IK-CEPA tengah dalam tahap ratifikasi oleh DPR. Jerry berharap proses tersebut dapat segera rampung agar perjanjian tersebut bisa segera diimplementasikan dan dimanfaatkan dalam menjaga momentum peningkatan ekspor Indonesia.

Asal tahu saja, pada periode Januari hingga Oktober tahun ini Indonesia mencatatkan surplus US$ 30,81 miliar. Angka tersebut merupakan salah satu rekor neraca perdagangan Indonesia. "Angkanya US$30,81 miliar ini tertinggi sejak 10 tahun terakhir," ungkap Jerry.

Sementara itu berdasarkan data Kemendag ekspor Indonesia ke Korea periode Januari - September 2021 sebesar US$ 6,44 miliar. Angka tersebut naik 36,39% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar US$ 4,72 miliar.

Meski begitu, perdagangan Indonesia dan Korea masih mengalami defisit. Total defisit yang dialami Indonesia terhadap Korea pada periode Januari-September 2021 sebesar US$ 370 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi