IKAPPI Masih Temukan Migor Curah Harga Rp 20.000 per Kilogram



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Sekjen DPP IKAPPI), Reynaldi Sarijowan mengatakan pihaknya terus lakukan pengamatan di berbagai daerah mengenai harga yang dikenakan untuk jenis minyak goreng di pasaran.

"Beberapa pihak masih tergiur menjual migor kemasan di atas angka Rp23.000. Lalu untuk migor curah yang ditentukan dengan subsidi Pemerintah di angka Rp14.000, ternyata masih ada yang menjual Rp20.000 per/kilogram. Kami terus lakukan kroscek," tutur Reynaldi saat dihubungi oleh Kontan, Selasa (22/3).

Sebagai informasi, walau pasokan minyak goreng kemasan mulai tampak di rak-rak peritel, harganya tak bisa dibilang murah. Pantauan KONTAN akhir pekan, harga goreng kemasan di peritel dibanderol paling murah Rp 48.000 per dua liter atau Rp 24.000 per liter.


Di pasar tradisional juga sama saja. Minyak goreng curah dijual paling murah Rp 20.000 per liter. Tak hanya itu saja, cobalah bertandang ke pasar bermunculan merek-merek baru minyak goreng kemasan dengan harga per liternya di atas Rp 20.000.

Baca Juga: Kemendag: Kebutuhan Minyak Goreng Curah Nasional Mencapai 200 Juta Liter per Bulan

Pemerintah lewat Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah menetapkan aturan lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag ) No 11/2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah per 16 Maret 2022. Dalam aturan yang diteken Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.

Reynaldi melanjutkan, beberapa oknum yang mengoplos migor curah ini harus ditindak pelakunya karena berbahaya, baik bagi pergerakan harga dan juga kesehatan. Ia berkata pembelian migor curah didominasi oleh pihak ketiga seperti tukang gorengan, hingga warung makan rumahan.

"Di pasaran, persaingan antara migor premium dan curah ini terbagi dari pembelinya. Pembeli migor curah banyak berasal dari masyarakat menengah ke bawah, migor kemasan didominasi oleh masyarakat menengah ke atas. Kami melihat masyarakat masih banyak yang berminat di migor curah tapi banyak pula yang ingin migor kemasan dengan harga terjangkau," sambungnya.

Baca Juga: BPDPKS: Subisidi Minyak Goreng Curah Bisa Mencapai Rp 7,28 Triliun

Reynaldi berharap pemerintah bisa mendorong distribusi migor curah lebih merata, mengingat akan memasuki masa Ramadhan. Ia menilai, jika proses distribusi masih belum bisa dikendalikan, maka tidak tertutup kemungkinan pada implikasi lonjakan harga migor yang makin besar.

Ia berharap, setidaknya dalam satu minggu ini implementasi harus segera tereaslisasi sebab permintaan migor akan sangat tinggi ke depannya.

"Hukum ekonomi berjalan, jika permintaan tinggi maka harga naik. Tentu implementasi Pemerintah ini harus segera direalisasi. Jika harga migor kemasan tidak terbendung, maka setidaknya fokus pada distribusi migor curah secara merata," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .