IKEA Desak China untuk Mengguyur Lebih Banyak Stimulus



KONTAN.CO.ID - LONDON. Peritel furnitur asal Swedia IKEA mendesak China untuk menerapkan stimulus lebih lanjut, setelah pemerintah mengumumkan paket langkah-langkah untuk menyegarkan kembali ekonomi yang terpukul oleh krisis properti.

Mengutip Reuters, Kamis (10/10), penjualan IKEA sangat sensitif terhadap pasar properti dan suku bunga karena orang-orang menghabiskan lebih banyak uang untuk furnitur dan peralatan rumah tangga saat pindah rumah, dan kemerosotan cenderung menghambat aktivitas.

Asal tahu saja, penjualan IKEA turun 5% dalam tahun keuangannya yang berakhir pada 31 Agustus. 


Baca Juga: Bursa China dan Hong Kong Ditutup Naik Kamis (10/10), PBOC Meluncurkan Program Swap

"Kami masih melihat kepercayaan konsumen di China sedikit lebih rendah dari rata-rata global, (tetapi) kami optimistis bahwa paket stimulus akan berdampak positif," kata Jesper Brodin, CEO Ingka Group, yang mengelola sebagian besar toko IKEA di seluruh dunia, termasuk di China.

"Kami ingin mendorong lebih banyak stimulasi ke pasar karena pasar membutuhkan sedikit dorongan ekstra," imbuh Brodin.

China menyumbang 3,5% dari penjualan global untuk Ingka Group pada tahun keuangan 2023-204, turun dari 3,6% pada tahun sebelumnya.

Pada bulan September, Ingka membuka toko IKEA di Distrik Changning, Shanghai, yang keempat di kota tersebut. IKEA kini  memiliki 39 toko di China, empat lebih banyak dari tahun keuangan 2022-2023, dan dikatakan kunjungan ke toko meningkat sebesar 11% sepanjang tahun.

Sejak memasuki China pada tahun 1998, IKEA telah berekspansi secara agresif dan negara tersebut selama beberapa tahun berada di lima pasar teratasnya berdasarkan pendapatan, tetapi bobot relatifnya telah menurun sejak saat itu.

Baca Juga: Pasar Saham China Jadi Primadona, Punya Sederet Keunggulan yang Tak Disamai Indonesia

Penurunan harga di seluruh jajarannya membantu meningkatkan penjualan tahun ini, kata IKEA. 

Jumlah kasur VALEVAG yang terjual melonjak 44% setelah harga dipotong menjadi 1.799 yuan ($254) dari 1.999 yuan.

Dalam upaya untuk membalikkan kemerosotan ekonominya, dua minggu lalu China meluncurkan paket stimulus moneter paling agresif sejak pandemi Covid-19, ditambah dengan dukungan pasar properti yang luas.

Kementerian Keuangan China akan mengadakan konferensi pers pada hari Sabtu untuk memberikan rincian rencana stimulus.

"Kami sangat bersemangat untuk melihat apa arti (stimulus) ini bagi ekonomi China dan khususnya bagi pasar perabotan rumah tangga Tiongkok," kata Tolga Oncu, Manajer Ritel Ingka di Ingka Group. 

"Kami sedang melakukan penilaian saat ini."

($1 = 7,0735 yuan renminbi) 

Selanjutnya: CIMBNiaga&UniversitasBrawijaya Malang, Hadirkan Digital Lounge Campus&Career Festival

Menarik Dibaca: Film Tebusan Dosa Siap Hantui Bioskop Indonesia 17 Oktober

Editor: Herlina Kartika Dewi