Ikhtiar Mayapada dirikan rumahsakit anyar



JAKARTA. PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk yang mengelola Mayapada Hospital pada kuartal I-2017 ini cukup tertekan. Rugi bersih perseroan ini menjadi Rp 24,6 miliar di kuartal 1 2017 atau naik 71,48% dibandingkan kuartal I 2016 sebesar Rp 14,35 miliar.

General Manager Finance and Accounting Amelia Jesslyn PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk menyatakan, kerugian perusahaan ini akibat adanya kenaikan biaya penjualan, umum, dan administrasi. "Memang ada kenaikan biaya, tapi hal ini lebih karena inflasi," terang Amelia, kepada KONTAN Selasa (30/5).

Meski tertekan, emiten berkode SRAJ di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tetap akan membangun rumahsakit baru. Dananya berasal dari aksi korporasi penerbitan saham baru tahun lalu sebesar Rp 808 miliar. Salah satu daerah yang akan mereka sasar adalah Surabaya, Jakarta Garden City dan banyak daerah lain lagi.


Dia mengatakan, dana itu akan masuk ke dalam belanja modal tahun 2017. Namun sayang, Amelia belum mau menceritakan lebih mendetail. "Kami bereskan dengan notaris dulu, ya sebab kita harus lapor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ada batas waktu," terang Amelia.

Meski Amelia belum mau bercerita, Direktur Operasional SRAJ Arif Mualim memberikan bisikan, luas area rumahsakit Mayapada yang akan dibangun di Surabaya sekitar 3.500 meter persegi (m²). "Sebenarnya dari dana tersebut akan kembangkan di Surabaya, Bandung, Kuningan, dan Jakarta. Serta ditambah dana dari perbankan," ungkap dia.

Beberapa rumahsakit yang akan dibangun itu akan mengikuti pelayanan yang sudah ada. Mayapada memiliki dua kategori pelayanan, yaitu layanan rawat inap (in-patient) dan rawat jalan (out-patient).

Kini perseroan tersebut memiliki sekitar 485 tempat tidur. Ini terbagi ke dua cabang, yaitu 219 tempat tidur di Tangerang dan 266 tempat tidur di Lebak Bulus Jakarta Selatan.

Ke depan, baik rumahsakit yang ada di Tangerang maupun Lebak Bulus akan dilakukan perluasan. "Akan ada pengembangan, ada perluasan wing baru, begitu juga yang di Tangerang," tambah Arif.

Dengan penambahan rumahsakit baru dan ekspansi lahan di rumahsakit Tangerang dan Lebak Bulus, perusahaan ini menargetkan pertumbuhan antara 10%-15% hingga akhir tahun 2017.

Berkaca dari laporan keuangan, pendapatan perusahaan ini pada tahun lalu sekitar Rp 576,2 miliar. Artinya, SRAJ optimistis di akhir tahun ini mampu meraih pendapatan sekitar Rp 662 miliar.

Menjalin kerja sama

Agar layanan rumahsakit terus meningkat, Mayapada masih bekerja sama dengan Changi General Hospital sebagai langkah pelatihan staf medis dan non-medis.

Kerja sama tersebut dirasakan memberikan efek baik ke staf yang ada di Indonesia dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman perencanaan pelayanan kesehatan. Juga, mampu memperluas kompetensi medis, untuk mempertahankan pengetahuan yang terus update serta memastikan fasilitas medis tetap berfungsi dengan standar tinggi.

Kerja sama tersebut boleh dibilang sebagai simbiosis antara Ang Tjoen Ming atau yang lebih dikenal Dato' Sri Tahir, pendiri Mayapada Group. Ia sering membantu masyarakat Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan ke Singapura.

Atas dasar itulah, Pemerintah Singapura mendirikan rumahsakit Mayapada yang kini berada di bawah holding Mayapada Group. Juga adanya dukungan dari National University Hospital di Singapura dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan. "Ini merupakan suatu goodwill," ungkap Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini