Ikhtiar Pemprov DKI Jakarta Perbaiki Kualitas Udara di Ibu Kota



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas udara DKI Jakarta tak kunjung membaik hingga hari ini. Padahal, sejumlah langkah sudah dilakukan Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono.

Misalnya saja, aparatur sipil negara (ASN) dari lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menerapkan aturan kerja dari rumah atau work from home (WFH) sejak Agustus lalu.

Selain itu, Pemprov DKI juga sudah mendorong perusahaan swasta untuk memasang water mist generator untuk menyemprotkan air dari atap gedung tinggi demi menekan polusi udara.


Namun, hingga Senin (11/9/2023) kualitas udara Jakarta masih tak sehat. Berdasarkan laman pengukuran kualitas udara IQAir, indeks kualitas udara di DKI Jakarta per pukul 08.00 WIB tercatat di angka 161.

Artinya, kualitas udara pagi ini tidak sehat. Jakarta berada di peringkat ketiga dalam urutan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Baca Juga: Soal Polusi Udara, Pemerintah Perlu Batasi Kendaraan Pribadi

Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta pagi ini yakni PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 75 mikrogram per meter kubik atau 12,1 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Pertimbangkan perpanjangan WFH

Heru mempertimbangkan penerapan WFH bagi para ASN sampai memasuki musim hujan demi mengatasi masalah polusi udara di wilayah DKI Jakarta

Heru berharap dengan adanya perpanjangan penerapan WFH ini bisa mengurangi mobilitas ASN yang menggunakan kendaraan pribadi.

"Kalau sudah menjelang musim hujan kita mungkin sampai dengan September," ujar Heru Budi, Minggu (10/9/2023).

Meski begitu, Heru Budi menegaskan bahwa akan terlebih dahulu mengevaluasi pelaksanaan WFH yang telah dijalankan. Adapun waktu evaluasi tersebut belum dapat dipastikan.

Baca Juga: Atasi Polusi, Heru Budi Pertimbangkan ASN Pemprov DKI WFH Sampai Masuk Musim Hujan

Genjot pemasangan water mist

Heru Budi menargetkan seluruh gedung milik pemerintah daerah (pemda) telah terpasang water mist generator paling lambat 11 September 2023.

Heru mengakui, ketersediaan water mist generator untuk menyemprotkan air dari atap gedung tinggi memang masing sangat terbatas.

Sebab, tim Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) belum dapat memproduksi alat tersebut secara massal dalam jumlah besar.

Namun, Heru berharap keterbatasan ini tidak dijadikan alasan untuk menunda-nunda pemasangan water mist demi mengatasi masalah polusi udara di Jakarta.

"Walaupun dari BRIN alat yang terbatas tetapi mereka bisa modifikasi seperti di Balai Kota kan sudah kami modifikasi," kata Heru.

Heru pun berharap seluruh pengelola gedung-gedung di Jakarta bersedia memasang water mist generator. Sebab, perlu kerja sama semua pihak untuk mengatasi masalah polusi di Ibu Kota.

"Targetnya sebanyak gedung tinggi di Jakarta. Saya minta semuanya harus aktif, karena kan ini untuk kita bersama," ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Upaya Heru Hadapi Kualitas Udara yang Tak Kunjung Membaik: Genjot Pemasangan "Water Mist" dan Perpanjang WFH"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .