KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen me ningkatkan konsumsi gas pelanggan rumah tangga melalui program jaringan gas bumi (jargas). Kehadiran program jargas diharapkan dapat memberikan alternatif energi bersih dimana gas bumi merupakan salah satu sumber energi dalam masa transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT). Penggunaan jargas juga ditargetkan dapat menjadi pengganti LPG yang sebagian besar masih diimpor. Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengungkapkan, selama enam bulan pertama tahun ini pembangunan jargas telah mencapai 241.000 sambungan rumah tangga dengan merogoh kocek sendiri.
"PGN menargetkan penambahan sekitar 280.000 pelanggan hingga tahun 2024," kata Rachmat kepada Kontan, Senin (16/10). Komitmen peningkatan konsumsi gas bumi kelompok pelanggan rumah tangga oleh PGN turut mendapatkan dukungan pemerintah.
Baca Juga: Diwarnai Sejumlah Sentimen, Simak Rekomendasi Saham PGN (PGAS) Berikut Ini Terbaru, Pemerintah berencana merevisi Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi Melalui Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Revisi dilakukan untuk memungkinkan badan usaha swasta dapat juga membangun jaringan gas kota (Jargas) untuk masyarakat menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Asal tahu saja, untuk tahun 2024 mendatang pemerintah menargetkan instalasi 2,4 juta Sambungan Rumah Tangga (SR). Rachmat menjelaskan, target penambahan sambungan jargas PGN pun berpotensi mengalami perubahan seiring rencana pemerintah merevisi aturan tersebut. "(Ini) akan memberikan booster bagi PGN untuk lebih meningkatkan target sambungan jargas dalam memenuhi revisi target bersama-sama upaya lain yang dikoordinasi oleh Pemerintah," imbuh Rachmat. PGN pun kini tengah melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah dalam membahas strategi dan upaya pencapaian revisi target tersebut. Rachmat menambahkan, PGN mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang berencana merevisi Perpres. Selain itu, PGN turut mengapresiasi komitmen pemerintah dalam memastikan harga gas bumi sektor hulu yang digunakan untuk jargas.
"Harga gas hulu untuk jargas mendapatkan alokasi khusus sebesar US$ 4,72 per MMBTU. Hal ini, tentunya akan memberikan angin segar untuk keekonomian bisnis jargas ke depan," terang Rachmat. Menteri ESDM Arifin Tasrif berharap dengan banyaknya pihak-pihak terlibat dalam membangun jaringan gas kota termasuk dengan pihak swasta, maka pembangunan jargas dapat lebih banyak dan massif. "Dengan Perpres yang ada, KPBU tidak bisa masuk dalam skema. Nah sekarang, Perpresnya akan direvisi sehingga KPBU bisa berjalan," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/10). Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai pengembangan jargas kini memang masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Menurutnya, ada sejumlah faktor yang membuat perusahaan swasta masih belum begitu berminat menaruh investasi pada proyek jargas. "Kendala pertama karena kebijakan harga dan yang kedua masalah volume (konsumsi)," kata Komaidi kepada Kontan, Senin (16/10). Komaidi menjelaskan, saat ini harga yang ditetapkan untuk jargas belum dilepaskan ke mekanisme pasar. Sementara, poin ini menjadi salah satu pertimbangan dari perusahaan swasta. Adapun, dari sisi volume konsumsi, serapan gas dari pelanggan rumah tangga dinilai belum sebesar segmen pelanggan industri. Ia mencontohkan, total konsumsi pelanggan rumah tangga dari satu kabupaten bahkan satu provinsi bisa jadi hanya setara dengan konsumsi satu pelanggan industri semisal industri keramik atau pembangkit listrik. Di sisi lain, perusahaan swasta turut dihadapkan pada tantangan infrastruktur terutama untuk pembebasan lahan dan lain sebagainya. Selain itu, pembangunan jargas juga membutuhkan kordinasi lintas pemerintah baik pusat dan daerah.
Baca Juga: Pemerintah Tingkatkan Sambungan Jaringan Gas Rumah Tangga untuk Tekan Subsidi LPG Kontan mencatat, PGN sejak awal tahun mulai mendorong peningkatan penggunaan jargas pada beberapa wilayah seperti Jambi, Yogyakarta hingga Tangerang Selatan. Potensi jargas di Kota Jambi kurang lebih sebanyak 15.000 Sambungan Rumah (SR). Saat ini ada 10.506 SR pelanggan yang aktif, dengan sumber pasokan dari JOB Pertamina – Talisman Jambi.
PGN juga berencana mengembangkan jaringan gas bumi (jargas) di Yogyakarta sebanyak 12.900 Sambungan Rumah (SR) secara bertahap mengunakan investasi internal PGN, dimulai dari Kabupaten Sleman (Desa Caturtunggal) dan Kota Yogyakarta (Kecamatan Gondokusuman). Tak sampai disitu, PGN menargetkan pembangunan jargas mencapai 35.749 Sambungan Rumah (SR), 203 pelanggan kecil (UMKM), dan 38 komersial di Kawasan Bintaro. Sejak 2021 hingga tahun 2023 ini, PGN telah melaksanakan pembangunan di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon sebanyak 138.473 SRT. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari