KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (
SCMA) akan mendapatkan katalis positif dari pemulihan ekonomi. SCMA diuntungkan belanja iklan yang diperkirakan meningkat pada semester kedua 2023. Analis Mirae Asset Sekuritas, Rut Yesika Simak berharap SCMA bisa memanfaatkan peningkatan belanja iklan oleh perusahaan barang konsumsi di tahun 2023. Hal itu seiring kebutuhan perusahaan untuk melakukan penguatan merek dan inovasi produk. Dari studi kasus Mirae Asset Sekuritas, anggaran belanja iklan dari lima perusahaan barang konsumsi meningkat sebesar 14%
year on year (YoY) selama kuartal I-2023. Kondisi ini menunjukkan tingginya permintaan akan media dan kebutuhan akan hal itu menjangkau pelanggan yang lebih besar.
Rut mengatakan, SCMA adalah salah satu pemain terkemuka di industri media di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Surya Citra Media menawarkan berbagai layanan, berkembang secara internasional, dan berperingkat tinggi dalam hiburan industri dengan saluran seperti SCTV dan Indosiar, serta platform
over the top (OTT) nomor satu di Indonesia, Vidio.
Baca Juga: Migrasi TV Digital Jadi Katalis Positif Surya Citra Media, Cek Rekomendasi Saham SCMA Selain itu, kampanye pemilihan umum (pemilu) yang akan datang diyakini bisa membawa manfaat positif bagi perusahaan media, termasuk SCMA. Media berfungsi sebagai saluran komunikasi politik yang efektif, termasuk
talk show, debat kandidat, serta keterlibatan publik. Sebagai perusahaan media massa, SCMA dapat memanfaatkan jangkauan publik, termasuk politik partai dan kandidat yang membutuhkan paparan substansial di televisi. Apalagi pemilu tahun depan dilaksanakan serentak, mulai dari presiden hingga calon legislatif. “Selama masa pemilu, menurut kami SCMA akan mengalami pertumbuhan pendapatan yang positif,” imbuh Rut Yesika dalam riset 26 Juni 2023. Rut mengungkapkan, SCMA akan mendapat manfaat dari pemulihan belanja iklan oleh perusahaan
fast-moving consumer goods (FMCG) dan kampanye pemilu yang akan datang. Dari aktivitas iklan yang semarak, SCMA juga dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk menarik pemirsa ke saluran TV
free to air (FTA). Berdasarkan data SCMA pada April 2023, saluran TV FTA yakni SCTV dan Indosiar meraih pencapaian pangsa pemirsa tertinggi sepanjang masa, masing-masing sekitar 15,8% dan 12,3%. TV FTA di bawah naungan SCMA juga memiliki pangsa pasar yang terbesar selama slot
prime-time dan
non-prime time, SCTV mencapai 19,1%/11,1% sementara Indosiar mencapai 13,9%/12,9%.
Rut menyebutkan, langkah strategis selanjutnya bagi perusahaan media, khususnya jaringan televisi adalah fokus memproduksi acara dan program berkualitas tinggi supaya meningkatkan jumlah penonton, terutama selama jam tayang utama
(prime time). Grup TV SCMA yang termasuk SCTV, IVM (Indosiar) dan Mentari TV mencapai pangsa pemirsa yang luar biasa sekitar 35% selama empat bulan pertama tahun 2023. Meskipun pendapatan iklan yang lebih rendah belum pulih. Namun, perbaikan diharapkan terjadi pada semester kedua 2023. “SCMA harus fokus untuk menghasilkan acara berkualitas tinggi, terutama pada jam tayang utama untuk meningkatkan pangsa pasar pemirsa,” imbuh Rut. Rut optimis, iklan akan tetap menjadi sumber pendapatan utama SCMA yang berkontribusi lebih dari 70% dari total pendapatan perusahaan. Meskipun, jumlahnya memang terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Aliran pendapatan iklan menyumbang 89% dari total pendapatan pada tahun 2020. Selanjutnya, kontribusi pendapatan iklan jumlahnya mencapai 86% pada tahun 2021 dan 81% pada tahun 2022.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham yang Menarik Dikoleksi untuk Hari Ini (5/7) Sebaliknya, iklan digital dan OOH menunjukkan pertumbuhan yang konsisten selama periode yang sama. Pendapatan dari iklan digital berkontribusi sekitar 11% pada tahun 2020, 14% pada tahun 2021, dan 21% pada tahun 2022. Pertumbuhan segmen digital dapat dikaitkan dengan meningkatnya popularitas aplikasi Vidio yang telah menjadi platform
video-on-demand (VoD) paling banyak digunakan di Indonesia. “Kami mengamati bahwa banyak orang, terutama generasi muda, lebih suka menggunakan platform
video-on-demand karena kenyamanan dan akses konten yang ditawarkan selalu terbaru,” ungkap Rut. Pertumbuhan dalam periklanan digital dan
out-of-home (OOH) secara konsisten meningkat setiap tahun, sehingga memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap keseluruhan pendapatan SCMA.
Baca Juga: Migrasi ke TV Digital Menggerus Pendapatan Iklan TV FTA, Simak Prospek Bisnis MNCN Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan segmen digital dan OOH SCMA akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 36,2% dari 2018 hingga 2024, meskipun perjalanan menuju profitabilitas masih berlangsung. Vidio dinilai masih perlu fokus untuk mencapai profitabilitas. Manajemen berharap Vidio bisa mencapai titik impas (BEP) dalam 2-3 tahun ke depan. Guna mencapai hal ini, Vidio.com memerlukan tiga elemen kunci yakni langganan, periklanan, dan model bisnis lainnya yang relevan untuk platform. Saat ini, Vidio.com menunjukkan kekuatannya dalam hal langganan, tetapi tantangan berikutnya terletak pada memonetisasi konten secara efektif untuk mempercepat jalan menuju profitabilitas. Rut percaya bahwa perjalanan Vidio menuju profitabilitas disertai dengan berbagai tantangan, seperti halnya banyak perusahaan
e-commerce dan bisnis digital yang sedang memprioritaskan profitabilitas. Hal ini sering menyebabkan pengurangan biaya pemasaran dan bahkan perampingan tenaga kerja yang signifikan.
Baca Juga: Surya Citra Media (SCMA) Bocorkan Rencana IPO Vidio dan RANS Entertainment Tak kalah penting, kabar terbaru mengenai pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia akan berdampak pada ekspektasi pendapatan SCMA. Seperti diketahui, Vidio telah ditunjuk sebagai penyiar resmi untuk acara bergengsi tersebut dan telah direncanakan untuk menyiarkan pertandingan melalui berbagai platform, termasuk televisi dan Vidio untuk siaran langsung. Meskipun demikian, Vidio.com sebenarnya masih menawarkan berbagai olahraga berkualitas tinggi lainnya seperti Liga Premier, Liga Champions, Liga Europa, NBA, dan bahkan Liga BRI 1. Melalui siaran olahraga ini, SCMA diharapkan mendapatkan kembali kesempatan untuk pendapatan melalui iklan dan peningkatan langganan berbayar di Vidio. Rut menyarankan
trading buy untuk SCMA pada target harga sebesar Rp 182 per saham. Adapun pada penutupan perdagangan Senin (10/7), saham SCMA ditutup koreksi 1.17% ke level Rp 169 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari