JAKARTA. Iklim berinvestasi di Indonesia diperkirakan relatif kondusif hingga akhir tahun ini. Meski demikian, perkembangan krisis di Yunani, normalisasi bursa saham China dan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menyetir persepsi pasar. Iklim berinvestasi di Tanah Air tercermin dari pergerakan credit default swap (CDS) alias risiko investasi. Semakin tinggi angka CDS, semakin besar pula tingkat risiko investasi di kawasan tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah angka CDS, tingkat risiko semakin minim. Seperti diketahui, krisis utang Yunani berangsur menemui titik terang pasca Uni Eropa sepakat memberi talangan dana € 86 miliar selama tiga tahun. Meski demikian, pemerintah Yunani masih harus meminta persetujuan dari parlemen di Athena. Merespons perkembangan di Yunani, Selasa (14/7), CDS Indonesia tenor 10 tahun turun 0,25% menjadi 234,17. Level ini masih lebih tinggi dari posisi akhir tahun lalu, yakni 230,42.
Iklim investasi masih cukup kondusif
JAKARTA. Iklim berinvestasi di Indonesia diperkirakan relatif kondusif hingga akhir tahun ini. Meski demikian, perkembangan krisis di Yunani, normalisasi bursa saham China dan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menyetir persepsi pasar. Iklim berinvestasi di Tanah Air tercermin dari pergerakan credit default swap (CDS) alias risiko investasi. Semakin tinggi angka CDS, semakin besar pula tingkat risiko investasi di kawasan tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah angka CDS, tingkat risiko semakin minim. Seperti diketahui, krisis utang Yunani berangsur menemui titik terang pasca Uni Eropa sepakat memberi talangan dana € 86 miliar selama tiga tahun. Meski demikian, pemerintah Yunani masih harus meminta persetujuan dari parlemen di Athena. Merespons perkembangan di Yunani, Selasa (14/7), CDS Indonesia tenor 10 tahun turun 0,25% menjadi 234,17. Level ini masih lebih tinggi dari posisi akhir tahun lalu, yakni 230,42.