Iklim investasi membaik, unitlink bisa diburu lagi



JAKARTA. Membaiknya iklim investasi dalam negeri diyakini dapat meningkatkan pembelian produk asuransi berbalut investasi. Produk unitlink bisa bakal kembali diburu sejumlah nasabah.

Indren S. Naidoo, Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) menyebut, empat faktor penggerak pembelian unitlink. Pertama, penetrasi asuransi jiwa terhadap jumlah penduduk Indonesia masih rendah baru sekitar 2,5% sehingga berpotensi menumbuhkan pembelian produk asuransi khususnya unitlink.

Kedua, naiknya golongan menengah yang diprediksi pada tahun 2020 bakal mencapai 100 juta orang. Ketiga, potensi pangsa pasar angkatan kerja di Indonesia yang diprediksi mencapai 200 juta orang. Terakhir, tren penurunan suku bunga kredit perbankan yang membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk berinvestasi.


"Keempat faktor tersebut menjadi peluang produk unitlink menjadi pilihan masyarakat untuk berinvestasi sekaligus mendapatkan perlindungan," papar Indren, Senin (15/8).

Di samping itu Indren juga menyebut kondisi semester satu 2016 lalu perolehan premi asuransi Manulife Indonesia bagus. Tanpa menyebut nilai preminya, Indren optimistis semester dua ini bisnis asuransi tetap tumbuh.

Hal ini juga terpengaruh dengan adanya tax amnesty yang turut berpengaruh pada raihan premi perusahaan asuransi. Indren mengatakan, asuransi dapat menampung dana yang masuk dari tax amnesty. "Kami telah sediakan produk asuransi untuk menjadi kendaraan bagi nasabah yang ingin berinvestasi," ungkap Indren.

Saat ini kontribusi premi produk unitlink dan produk tradisional di Manulife porsinya seimbang. Adapun total produk lebih dari 15 produk. Jalur distribusinya sebesar 38% berasal dari group dana pensiun lembaga keuangan, 27% lewat bancassurance, 15% dari agen dan asset management sebanyak 16%. Terakhir group life and health sebesar 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini