KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Google meluncurkan program 'Google for AI Startups Cloud Program' dengan memberikan insentif biaya Cloud. Program ini untuk mendukung lebih banyak startup tahap seed hingga Series A di Indonesia yang menggunakan teknologi
artificial intelligence (AI) sebagai teknologi inti dalam mengembangkan produk atau solusi utama mereka. Syarat untuk mendapatkan insentif biaya Cloud yakni Startup yang telah berdiri setidaknya selama 10 tahun dan startup yang berada pada tahap seed hingga series A (pendanaan seri A). Adapun, insentif biaya
cloud yang disediakan hingga US$ 350.000 (Rp 5,2 Miliar) selama dua tahun.
Kemudian, bagi startup berbasis AI dalam tahap pre-seed, program ini menyediakan kredit cloud gratis senilai hingga US$2.000 untuk membantu mendanai pengembangan
proof-of-concept mereka dan menunjukkan produk mereka kepada calon investor dan pelanggan. Regional Director Google Cloud di Indonesia dan Malaysia, Megawaty Khie mengatakan, AI dan khususnya AI generatif akan berdampak besar pada masyarakat dan perdagangan.
Baca Juga: Inilah 6 Cara Mengatasi Google Play Store Tidak Bisa Download Aplikasi bagi Pengguna Menurutnya, Bank BRI, Aruna, dan KoinWorks telah menjadi contoh tentang bagaimana teknologi ini dapat dimanfaatkan secara bertanggung jawab untuk mentransformasi layanan digital dan membuka peluang baru bagi masyarakat Indonesia. “Dengan menyediakan kursus keterampilan, model siap pakai, alat yang sangat ramah developer, serta dukungan startup baru di Indonesia, Google Cloud memperkuat komitmennya untuk memberdayakan organisasi baik besar maupun kecil agar dapat memanfaatkan inovasi AI generatif secara mudah dan cepat, sekaligus tetap melindungi data, aplikasi, dan pengguna mereka,” ujar Megawaty dalam keterangannya, Kamis (8/6). Lebih lanjut Google Cloud terus menjadi mitra bagi startup. Sebanyak 70% dari 100 unicorn teratas dunia, termasuk GoTo Group, Kopi Kenangan, dan Traveloka telah beralih ke Google Cloud demi memanfaatkan kapabilitas analitik cloud, AI, dan ML-nya yang terbaik di industri dalam upaya mereka untuk berkembang secara cepat dan merintis industri baru. Selain itu, agar pintu karier di bidang AI generatif lebih mudah diakses, Google Cloud menyediakan tujuh kursus pengembangan keterampilan AI generatif baru tanpa biaya melalui Cloud Skills Boost Program. Fasilitas belajar baru ini akan membantu peserta memahami perbedaan antara AI generatif dan jenis AI lainnya, cara menyesuaikan model AI generatif siap pakai (pre-trained) untuk digunakan pada aplikasi, cara memanfaatkan AI secara bertanggung jawab, dan lainnya. Setelah memperoleh keterampilan dasar AI generatif, peserta dapat mengambil kursus
machine learning (ML) dan data science lainnya.
Baca Juga: Perusahaan Modal Ventura di Tanah Air Mulai Lirik Investasi Ke Startup AI Dalam program ini terdapat pula sertifikasi IT yang telah diakui industri. Masyarakat Indonesia kini dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun dan menunjukkan keahlian mereka di bidang AI cloud yang memang sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan. Selain itu, dalam empat bulan terakhir, Google Cloud telah memperkenalkan sejumlah teknologi yang memungkinkan terciptanya berbagai inovasi mutakhir dengan AI generatif. Google Cloud mengumumkan ketersediaan Generative AI support on Vertex AI secara umum untuk membantu organisasi mempercepat adopsi AI mereka. Dukungan ini mencakup Model Garden yang memberi data scientist dan praktisi AI di perusahaan akses ke model AI generatif siap pakai, dan Generative AI Studio untuk membantu mereka menyesuaikan model tersebut dan dengan cepat mengintegrasikannya ke dalam aplikasi dan situs web milik mereka, baik yang internal maupun yang disediakan untuk konsumen. Model Garden memiliki lebih dari 60 model dari Google dan sejumlah mitranya, termasuk model untuk meringkas dan menerjemahkan teks dalam berbagai bahasa, melakukan percakapan secara berkelanjutan, membuat teks dari audio, membuat gambar dengan kualitas kelas studio berdasarkan deskripsi teks, serta membuat dan memperbaiki kode software. Google mengevaluasi modelnya secara ketat untuk memastikan kepatuhan terhadap Prinsip AI yang Bertanggung Jawab. Saat menggunakan Vertex AI, pelanggan selalu memiliki kontrol penuh atas data mereka. Data tidak perlu keluar dari lingkungan penyewa cloud yang disediakan pelanggan, dienkripsi baik saat dikirim maupun saat disimpan, dan tidak dibagikan atau digunakan untuk melatih model Google.
Baca Juga: Bisnis Cloud Lesu, Dropbox akan Memangkas Tenaga Kerja Globalnya Sebanyak 16% Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI), misalnya, telah menjadi pengguna awal platform Vertex AI Google Cloud. Penggunaan inovatif Vision API (antarmuka pemrograman aplikasi) telah memungkinkan mereka terintegrasi secara aman dengan database ID pemerintah Indonesia, sehingga identitas nasabah baru—baik dari kantor cabang, agen BRILink, maupun aplikasi selulernya—dapat diverifikasi secara otomatis dalam hitungan detik dengan teknologi Optical Character Recognition. Dengan penilaian kredit secara instan dan minimalnya kemungkinan terjadi pemalsuan identitas, mereka dapat membuat keputusan yang lebih mantap terkait pemberian pinjaman. Bank BRI kini sedang menjajaki potensi penggunaan solusi AI generatif Google Cloud untuk meningkatkan kualitas chatbot milik mereka, meningkatkan produktivitas karyawan, dan mengotomatiskan pembuatan konten. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto